Bagaimana mewujudkan target pekerjaan melalui proses perencanaan, kordinasi dan montoring pekerjaan yang didasar inisiatif untuk menyelesaikan pekerjaan serta kegigihan saat menghadapi permasalahan.
Untuk membahas peran Scrum Master ini saya akan
menggunakan Scrum Guide yang dituliskan oleh Ken Schwaber dan Jeff Sutherland,
penemu Scrum itu sendiri— bukan berdasarkan sumber-sumber yang tidak dapat
dipercaya — sebagai
referensi.
Scrum Master adalah seorang guru
The Scrum Master is responsible
for ensuring Scrum is understood andenacted.
Berdasarkan penjelasan dari Scrum Guide, Scrum Master
adalah seorang guru yang mengajarkan cara kerja (bukan metodologi) yang lebih
kolaboratif dan menyenangkan dalam mengembangkan software. Ketika berbicara
tentang Scrum, seorang Scrum Master bertanggung-jawab agar setiap orang yang
menggunakan Scrum memahami Scrum secara keseluruhan bukan hanya aturan
main/ritualnya saja tetapi juga pola pikir empirisme dan Scrum values yakni: commitment, courage,
focus, openness and respect. Mayoritas
Scrum Master di Indonesia masih hanya fokus pada ritual-ritual Scrum atau
mekanik Scrum saja tanpa memahami kalau ritual-ritual dan elemen-elemen Scrum
tersebut sebenarnya adalah manifestasi dari Scrum values. Scrum Master yang
hanya fokus kepada ritual dan mekanik saja tidak akan efektif dalam menjalankan
perannya — dan
tidak jarang mereka adalah penyebab banyak orang di perusahaan menjadi benci
terhadap Scrum.
Dia juga seorang coach dan fasilitatorThe Scrum Master serves the
Development Team in several ways, including:
Coaching the Development Team in self-organization and cross-functionality;
Coaching the Development Team in
organizational environments in which Scrum is not yet fully adopted and
understood.
Scrum Master is a coach &
the coach’s job is to be curious not to be an expert.
— Dayu Bagus
Namun Scrum Master bukan hanya seorang guru, dia juga
seorang coach. Sebagai seorang coach, Scrum Master tidak memiliki otoritas untuk memberi
solusi atau bahkan memaksakan kehendaknya kepada si coachee — apalagi sampai mensupervisi
Development Team — karena
Scrum Master tidak bertugas untuk me-micromanage tim. Scrum
Master bahkan memberikan coaching kepada Development Team agar mereka dapat
menemukan jawaban dari permasalahan yang mereka hadapi sendiri. Ada banyak
teknik untuk melakukan ini, salah satunya adalah dengan menggunakan powerful questions.
Sebagai seorang coach, Scrum Master juga tidak bertanggung-jawab untuk memonitor dan
mengendalikannya Sprint. Scrum Master justru mempercayakan dan memberikan
otoritas kepada Development Team untuk mengelola pekerjaan di setiap Sprint
secara mandiri — tanpa
perlu dimonitor dan dikendalikan. Scrum Master bertanggung-jawab untuk meng-coachingDevelopment Team agar mereka bisa mandiri mengelola
dirinya sendiri dengan penuh tanggung-jawab tanpa harus diperintah atau
ditugaskan pekerjaan oleh siapapun juga — bahkan CEO sekalipun.
Namun dia tidak hanya berorientasi pada Development Team.
The Scrum Master serves the organization in several ways, including:
Leading and coaching the organization in its Scrum adoption;
Kebanyakan Scrum Master yang mengira dirinya tidak
berbeda technical leader akan mengira kalau tanggung-jawab mereka hanyalah untuk memberi technical solution kepada Development Team saja. Bila kita baca Scrum
Guide, agar Scrum dapat berjalan secara efektif di dalam perusahaan maka Scrum
Master juga bertanggung-jawab untuk memberikan coachingkepada Product Owner dan orang-orang dari departemen lainnya (selain
departemen teknologi informasi) di dalam perusahaan. Bahkan di Scrum Guide kita
tidak menemukan technical skills sebagai keahlian yang wajib dimiliki oleh Scrum Master.
The Scrum Master helps those
outside the Scrum Team understand which of their interactions with the Scrum
Team are helpful and which aren’t. The Scrum Master helps everyone change these interactions to maximize the value
created by the Scrum Team.
Bukan juga seorang babysitter untuk Development Team
The Scrum Master is a servant-leader for the Scrum Team.
A Scrum Master not only makes
the coachee to be a better person but he also becomes a better coach because of
the coachee.
Banyak yang menginterpretasikan servant-leader sebagai babysitter untuk tim karena kata servant diterjemahkan sebagai babu/babysitter. Oleh karena itu
ada lelucon yang beredar di komunitas software development di Indonesia kalau
salah satu kriteria yang wajib dimiliki oleh Scrum Master adalah cantik dan
belia. Konsep servant-leadership cukup abstrak dan membingungkan bagi mayoritas orang Indonesia karena belum
banyaknya role model ‘pemimpin yang melayani’ sebagai
panutan — bukan
hanya di dalam industri software development tetapi juga dalam kehidupan
sehari-hari. Mayoritas orang Indonesia masih beranggapan kalau namanya pemimpin
ya harus memerintah dan menugaskan
pekerjaan kepada subordinatnya.
The Scrum Master serves the
Product Owner and Development Team:Facilitating Scrum events as requested or needed.
Misinterpretasi ini disebabkan karena dalam Scrum
Guide Scrum Master bertanggung-jawab untuk memfasilitasi event-event dalam
Scrum bila dibutuhkan — artinya
keberadaan dia dalam event-even Scrum opsional (biasanya hanya dibutuhkan untuk
tim yang masih sangat baru dengan Scrum atau pada
saat situasi yang sangat sulit). Namun seorang fasilitator bukanlah seorang
sekretaris pribadi untuk tim. Untuk dapat menjadi seorang fasilitator yang
efektif — tidak
bias dan netral — bukanlah
pekerjaan yang mudah, apalagi kalau Scrum
Master harus memfasilitasi diskusi dengan atasan atau kostumer yang otoriter.
Treating employees like adult
human beings might be common sense, but it is not common practice.
Scrum Master adalah seorang leader, tetapi dia bukanlah leader yang memerintah atau otoriter melainkan seorang leader yang melayani Scrum Team lewat facilitation dan coaching. Scrum Master memandang
software developer sebagai adult yang harus
diperlakukan sebagai adult.
Fokus terhadap value sebagai satu-satunya kriteria sukses
Bagi perusahaan yang mengira kalau Scrum Master adalah
istilah keren dari manajer proyek, maka Scrum Master dianggap sebagai orang
yang bertanggung-jawab untuk memastikan proyek / Sprint harus on-time danon-scope. Namun pola pikir seperti ini
yang biasanya membuat software developer di Indonesia benci terhadap Scrum
karena dalam pandangan mereka Scrum justru jauh lebih parah dari Waterfall
dimana scope untuk setiap
Sprint sudah dikunci-mati.
The Scrum Master helps everyone
change these interactions to maximize the value created by the Scrum Team.
… Helping the Development Team
to create high-value products;
… Ensuring the Product Owner
knows how to arrange the Product Backlog tomaximize value;
Value disebut berulang-ulang di dalam Scrum Guide. Sebagai
seorang coach, Scrum Master bertanggung-jawab
untuk mengajarkan setiap orang di dalam perusahaan untuk menggunakan value sebagai satu-satunya kriteria sukses dalam
pengembangan software. Karena tidak ada gunanya produk yang dihantarkan on-time, on-scope dan on-budget namun tidak membawa nilai/revenue bagi perusahaan. Scrum Master bertanggung-jawab untuk
menggiring cara berpikir semua orang di dalam perusahaan dari cost-driven thinking ke value-driven thinking.
Kalau diringkas apa sih sebenarnya peran Scrum Master ini?
Scrum Master adalah seorang manajer — atau
ada yang mengatakan manager as coach. Apa? Manajer? Ya kalau kita
telaah Scrum Guide terutama bagian “Scrum Master Service to the Organization”, kita dapat melihat kalau Scrum Master harus memiliki political power yang cukup tinggi atau setidaknya di-empower oleh pimpinan perusahaan untuk dapat membuat perubahan
di dalam perusahaan yang akan membawa perusahaan ke arah yang jauh lebih Agile.
Manager’s responsibility is not
to make people work, but to make it possible for people to do their work.
Lalu manajer macam apa yang tidak bisa memerintah
orang-orang yang ia pimpin — terutama software developer yang akan malas-malasan
kalau tidak diperintah? Scrum memang sebuah konsep manajemen yang relatif baru di Indonesia. Namun seorang manajer
tidak harus memerintah orang-orang untuk bisa memanage perusahaan secara
efektif. Justru ini lah yang membuat peran Scrum Master itu challenging karena Scrum Master bertanggung-jawab untuk mengelola
sistem dimana orang-orang bekerja bukan orang-orangnya — namun delivery pekerjaan tetap produktif.
Kenapa sih peran ini sulit sekali dipahami oleh orang-orang?
self-perpetuating (adj):
having a system that prevents change and produces new things that are very
similar to the old ones.
Leaders don’t take control, they give control.
|
How people
make decisions (a self-perpetuating loop)
|
Jawabannya sederhana saja, mayoritas orang-orang
melihat kalau semua hal dalam dunia ini terstruktur dengan Bentuk/ pola dominant- submissive. Dalam pola ini, selalu ada peran yang dominant bertanggung-jawab untuk memerintah dan selalu ada
orang-orang yang submit kepada
orang-orang yang dominan, contoh-contoh dari model ini adalah: guru-murid,
raja-rakyat, bos-pegawai, dsb. Selain itu industri software development sudah
lama bersifat project management centric. Akibat dua hal tersebut orang-orang di bawah alam sadarnya akan memetakan
peran baru yang bernama Scrum Master ke peran-peran yang ada dalam manajemen
proyek dan peran yang berada di posisi lebih dominan dibandingkan Development
Team — baik
itu manajer proyek atau technical leader bahkan tidak jarang business analyst.
Ini adalah sifat dasar manusia yang akan bias dan memetakan hal baru dengan apa
yang mereka sudah familiar sebelumnya.
Merubah paradigma dari top-down model leadership ke bottom-up model leadership tidak mudah karena cara pandang seseorang terbentuk lewat proses yang cukup
lama — model
pendidikan di Indonesia juga turut berkontribusi disini. Orang-orang yang
berkecimpung di industri software development di Indonesia belum terbiasa
dengan konsep ‘servant-leadership’dan ‘manage the system NOT the
people’.
Bisa beri gambaran mengenai role & duty Scrum Master yang bisa saya
gunakan di job advertisement?
Bila kita terjemahkan Scrum Guide maka Scrum Master
memiliki tanggung-jawab di tingkat perusahaan dan di tingkat Scrum Team.
Berdasarkan Scum Guide kita dapat membuat job description untuk Scrum Master
seperti berikut (silahkan ambil poin-poin berikut untuk anda masukkan ke job
advertising anda):
Tanggung-jawab:
Di level perusahaan:
·
Membuat perencanaan dalam
implementasi Scrum dan scaling Agility di dalam perusahaan;
·
Memberikan coaching kepada pimpinan perusahaan mengenai sifat pekerjaan
software development (yang membutuhkan kreatifitas dan memiliki banyak
ketidak-pastian) dan pentingnya empirisme;
·
Memberikan coaching kepada pimpinan perusahaan mengenai pentingnya
quality-driven-development di atas deadline-driven-development;
·
Memberikan coaching kepada pimpinan perusahaan untuk menggunakan value
sebagai kriteria sukses — bukan
on-time, on-budget dan on-scope;
·
Memberikan coaching kepada pimpinan perusahaan hubungan antaradeadline-driven-development dan technical-debt dalam software development dan apa dampaknya terhadap perusahaan dalam
jangka panjang;
·
Bekerja bersama Scrum Master
lainnya dan pimpinan perusahaan untuk membuat perubahan di dalam perusahaan
yang dapat meningkatkan tingkat Agility perusahaan;
·
Memberikan coaching atau pelatihan kepada pihak-pihak di luar Scrum Team
yang berinteraksi dengan Scrum Team mengenai cara kerja Scrum;
Di level Scrum Team:
·
Memberikan coaching kepada Product Owner dan Development Team mengenai
Agility dan Agile practices yang dapat meningkatkan nilai dari produk yang sedang dikembangkan;
·
Memberikan coaching kepada Development Team untuk dapat mengembangkan
software yang berkualitas tinggi dan tidak membuattechnical debt di dalam software dengan menggunakan modern software
engineering practices seperti: Test driven development, clean coding,
continuous delivery, etc;
·
Memberikan coaching kepada Product Owner mengenai perannya dan bagaimana
ia dapat membuat strategi pengembangan produk, memonitor progress dan
mengkuantifikasikan nilai dari produk yang dikembangkan oleh Development Team
di setiap Sprint;
·
Memfasilitasi diskusi, pembuatan
keputusan, dan resolusi konflik di dalam Scrum Team bila diperlukan;
·
Meningkatkan flow-efficiency dari software delivery process dengan cara
menghilangkan hambatan dan mengoptimalkan proses kolaborasi antar anggota Scrum
Team dan orang-orang yang berinteraksi dengan Scrum Team;
·
Memfasilitasi diskusi dengan
semua anggota Scrum Team untuk meningkatkan kualitas delivery process;
·
Memastikan semua anggota Scrum
Team memahami Agile principles dan Scrum values: commitment, courage, focus, openness and
respect dan kaitannya dengan
elemen-elemen yang ada di dalam Scrum.
Must have skills:
·
coaching & mentoring skills
·
facilitation skills
·
interpersonal skills
·
team dynamics
·
systems-thinking
·
value-driven thinking
·
accelerated learning
·
evolutionary organizational
change
·
servant-leadership skills
·
Scrum knowledge: what is Scrum
and what is not Scrum
Tetapi bila anda masih ragu mengenai bentuk job ads
yang bagus untuk posisi Scrum Master, silahkan menghubungi saya lewat page saya.
Belum membaca buku “Manajemen Modern dengan Scrum” hingga hari ini? Beli buku ini di toko buku terdekat
untuk mendapatkan gambaran lebih menyeluruh mengenai Scrum.