Laman

Harian Merdeka Hingga Kini


Surat kabar Harian  rakyat merdeka merupakan salah satu perusahaan di bawah naungan Jawa Pos Group yang terbit pertama kali sebanyak 12 halaman pada 22 April 1999. Cikal bakal terbitnya surat kabar harian rakyat merdeka ini sangat berhubungan dengan Koran harian merdeka.

Surat kabar harian Rakyat Merdeka diterbitkan di era reformasi oleh semua bekas dan karyawan Harian Merdeka, yang sarat dengan pengalaman selama puluhan tahun. Sejak didirikan, Rakyat Merdeka dengan manajemen yang dikelola oleh para wartawan dan karyawan profesional hasil gemblengan Jawa Pos Group berhasil menembus tiras 170 ribu eksemplar. Hingga akhirnya bisa terbit 20 halaman setiap hari, Rakyat Merdeka adalah koran yang segmented, membahas tuntas semua berita politik & Bisnis dalam negeri.
Dibaca oleh semua anggota MPR/DPR dan pengambil keputusan di negeri ini. Menjadi bahan bacaan wajib dan referensi penting para politikus & Pebisnis . Di samping sebagai koran politik & bisnis, Rakyat Merdeka juga tampil sebagai koran Ekonomi plus hiburan yang layak dipercaya. Probisnis sebagai suplemen yang hadir dengan mengulas perkembangan dunia bisnis saat ini. Tampil dengan 8 Halaman dengan berbagai informasi ekonomi baik makro dan mikro, luar dan dalam negeri.

b. Bagaimana produk tersebut mendistribusikan produknya? Berikan penjelasan
     selengkap mungkin.
Kegiatan pemasaran adalah sebuah rangkaian kegiatan yang sangat penting
bagi perusahaan, karena kegiatan ini akan menentukan perusahaan tersebut akan
maksimal atau tidak dalam proses penjualan produknya. Menurut William J. Stanton
(1996), pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial.

Kegiatan pemasaran di dalamnya terdapat kegiatan yang berfungsi sebagai penyalur barang ke konsumen yaitu kegiatan distribusi. Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak supplier ke pihak konsumen dalan suatu supply chain.(Chopra, 2010). Distribusi terjadi di antara tahapan dari supply chain yang mana distribusi merupakan suatu kunci dari keuntungan yang akan diperoleh perusahaan karena distribusi secara langsung akan mempengaruhi
biaya dari supply chain dan kebutuhan konsumen.

Transportasi adalah sebuah kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ke
tempat yang lain. Transportasi juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam pergerakan supply chain, dimana kegiatan tansportasi dapat berdapak dalam
menciptakan ketepatan waktu dan biaya. Transportasi merupakan pergerakan suatu
produk dari suatu lokasi ke lokasi lain yang merepresentasikan awal dari suatu rangkaian supply chain. (Chopra, 2010).

Sistem distribusi yang digunakan oleh Rakyat Merdeka adalah Penentuan Rute dan Jadwal Pengiriman Salah satu keputusan operasional yang sangat penting dalam manajemen disribusi adalah jadwal serta rute pengiriman dari suatu lokasi ke beberapa lokasi tujuan.

Keputusan jadwal pengiriman serta rute yang akan ditempuh oleh tiap kendaraan akan sangat berpengaruh terhadap biaya-biaya pengiriman (Pujawan, 2010).

Secara umum tujuan dari penentuan rute dan jadwal pengiriman adalah untuk
mengoptimalkan waktu, biaya pengiriman, dan jarak tempuh yang diperlukan oleh
perusahaan dalam proses pendistribusian produk. Di dalam supply chain terdapat
metode yang dapat digunakan untuk mengatur penjadwalan dan penentuan rute
kendaraan, metode tersebut adalah metode Saving Matrix.

Metode Saving Matrix adalah metode untuk meminimumkan jarak, waktu atau
biaya dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada. Dalam metode Saving
Matrix terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, langkah tersebut adalah
Mengidentifikasikan matriks jarak (Distance Matrix), Mengidentifikasikan matriks
penghematan (Saving Matrix), Mengalokasikan retailer ke kendaraan atau rute,
Mengurutkan retailer (tujuan) dalam rute yang sudah terdefinisi.

Pada langkah satu sampai tiga digunakan untuk penentuan kendaraan yang
digunakan terhadap retailer, sedangkan langkah keempat digunakan untuk menentukan rute setiap kendaraan untuk mendapatkan jarak tempuh yang optimal. Pembahasan secara detail langkah-langkah dalam metode Saving Matrix adalah sebagai berikut:

Mengidentifikasikan matriks jarak (Distance Matrix)
Pada langkah ini perlu diketahui jarak antara gudang ke masing-masing retailer
dan jarak antar retailer. Untuk menyederhanakan permasalahan, maka dapat digunakan lintasan terpendek sebagai jarak antar lokasi. Jadi dengan mengetahui koordinat masingmasing lokasi maka jarak antar dua lokasi dapat dihitung menggunakan rumus jarak standar.

Mengidentifikasikan matriks penghematan (Saving Matrix)
Saving Matrix merepresentasikan penghematan yang bisa direalisasikan dengan
penggabungan dari dua atau lebih retailer dalam satu rute dan satu kendaraan.
Penghematan dapat berupa jarak dan waktu, ataupun biaya. Apabila masing-masing
retailer x dan retailer y dikunjungi secara terpisah maka jarak yang dilalui adalah jarak dari gudang ke retailer x dan kembali ke gudang ditambah dengan jarak dari gudang ke retailer y dan kemudian kembali ke gudang.

Penghematan S(x,y) adalah penghematan jarak apabila adanya penggabungan
kunjungan ke dalam satu rute yaitu dari gudang ke retailer x dan retailer x ke retailer y kemudian kembali ke gudang.

Mengalokasikan retailer ke kendaraan atau rute
Pada saat menentuan rute kendaraan terhadap retailer maka seorang manajer akan
berusaha untuk memaksimalkan penghematan. Untuk keperluan tersebut maka
dilakukanlah cara iterasi, sehingga penghematan dapat menjadi maksimal. Langkah
pertama dari prosedur iterasi ini adalah penggabungan dua rute dengan penghematan yang tertinggi menjadi satu rute yang layak. Prosedur ini dilakukan terus menerus sampai tidak ditemukan lagi kombinasi yang layak.

Mengurutkan retailer (tujuan) dalam rute yang sudah terdefinisi
Farthest insert, Jurnal REKAVASI (Desember,2013), Vol.1 No.1, 1-10
 ISSN: 2338-7750 4

Metode ini dilakukan dengan penambahan konsumen dalam sebuah rute perjalanan,
dimulai dari yang memiliki peningkatan jarak yang paling besar atau paling jauh.
Prosedur ini akan terus dilakukan hingga seluruh konsumen masuk ke dalam rute.

Nearest insert
Metode ini merupakan kebalikan dari metode farthest insert dimana prosedur ini dimulai dari penentuan rute kendaraan ke konsumen yang memiliki jarak yang paling dekat. Kemudian prosedur ini akan terus berulang hingga semua konsumen masuk ke dalam rute perjalanan.

Nearest neighbour
Prosedur pengurutan kunjungan konsumen dengan metode Nearest neighbour dimulai dari gudang kemudian dilakukan penambahan konsumen yang jaraknya paling dekat dengan gudang. Pada setiap tahap, rute yang ada dibangun dengan melakukan penambahan konsumen yang jaraknya paling dekat dengan konsumen terakhir yang dikunjungi.

Perhitungan Biaya Operasional
Dalam penyelesaian masalah yang ada, akan digunakan beberapa perhitungan yang
tarkait (Gunawan, A.I, 2009), antara lain:
Biaya Bahan Bakar
BB = biaya bahan bakar (Rp), HB = harga bahan bakar (Rp / ltr), RPB = rasio
penggunaan bahan bakar (1 : x km), D = jarak atau panjang rute yang dilewati (km)
Biaya Depresiasi Kendaraan
Biaya depresiasi kendaraan dapat dihitung dengan persamaan:
BD = biaya depresiasi kendaraan (Rp /hari per unit), HK = harga beli kendaraan (Rp
/unit), ND = nilai depresiasi yang ditentukan perusahaan (% per tahun), JHt =
jumlah hari per tahun
Biaya Tenaga Kerja
Perhitungan biaya tenaga kerja didasarkan pada anggaran biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk membayar setiap tenaga kerja serta berdasarkan jumlah
tenaga kerja yang digunakan.
Biaya Pajak Kendaraan
Biaya pajak kendaraan dapat dihitung dengan persamaan:
BP = biaya pajak kendaraan (Rp / hari per unit), NP = nilai pajak kendaraan (Rp /
unit per tahun), JHt = jumlah hari per tahun
Biaya Maintenance
Biaya Maintenance kendaraan dapat dihitung dengan persamaan:
BPm = biaya maintenance kendaraan (Rp / hari per unit), APm = Anggaran
Maintenance (Rp / unit per bulan), JHb = jumlah hari per bulan,

Berikut Jumlah Pembaca Rakyat Merdeka sebanyak 700.000 pembaca. Berdasarkan data survey media AC-Nielsen, Harian Rakyat Merdeka terbukti secara empiris memiliki basis pembaca terbesar di Wilayah Jabodetabek, tersebar luas dan merata di kota-kota sentra bisnis di Indonesia seperti Padang, Palembang, Lampung, Bandung dan kota-kota besar lainnya. Adapun peredaran Rakayat Merdeka sesuai presentasenya sebagai berikut :
- Jabodetabek : 65%
- Bandung : 5%
- Sumatera : 5%
- Lampung : 8%
- Padang : 4%
- Cirebon : 4,5%
- Palembang : 3,5%
- lain-lain : 5%
Jumlah daerah sirkulasi yang tidak menyebar dan target daerah sentra bisnis ini mengakibatkan para pengiklan tidak menjadikan surat kabar harian rakyat merdeka ini menjadi lahan utama penempatan iklannya. sehingga surat kabar harian rakyat merdeka memperoleh sebagian besar pendapatannya dari hasil penjualan oplah.

1.      a. Faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran produk tersebut? Jelaskan secara
     terperinci.
Memang beginilah risiko koran yang mengandalkan pendapatan utamanya dari penjualan oplah, bukan dari iklan. Faktor penawaran dari surat kabar ini adalah
-                      Berita bombastis dengan bahasa yang cenderung sedikit “nakal”,
-                      Headline sensasional dan menarik mata,
-                      serta label “eksklusif” menjadi modal utama.
Tetapi bila tidak hati-hati berita bombastis, hiperbola, dan spekulatif menyeret redaksi pada upaya mengkonstruksi dan merekayasa berita.
Bisa saja redaksi misalnya memberikan pembenaran karena alasan bahwa kasus berita bohong juga masih terjadi di negara-negara yang mempunyai tradisi jurnalistik yang sudah tua dan mapan. Memang, di Amerika Serikat saja yang mempunyai tradisi dan teori jurnalisme hebat dan menjadi kiblat, kasus berita bohong masih terjadi.
Tetapi kasus ini tidak bisa menjadi pembenaran. Dunia pers adalah ladang pengujian kredibilitas, akuntabilitas dan dunia citra. Bila citra, kepercayaan, dan akutabilitas hancur bersiap-siaplah koran menggali kuburannya sendiri dan dilupakan pembaca untuk selamanya.




b. Faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan produk tersebut? Jelaskan secara
     terperinci.
Memasuki tahun 2002, slogan surat kabar harian rakyat merdeka berubah dari “Apinya Demokrasi Indonesia” menjadi “Politics News Leader”. Ini mengindikasikan bahwa surat kabar ini ingin menjadi surat kabar harian “terdepan” dalam isu-isu politik (leader) dan provokator. Sejak ini, surat kabar harian rakyat merdeka berkembang dan mengikuti ideology induknya, Jawa Pos Group dengan mengembangkan bisnisnya (melakukan ekspansi) sehingga dibentuklah suatu lembaga Manajemen Rakyat Merdeka Group (Manajemen Group). Ini semakin menunjukkan politik media di bawah naungan Jawa Pos Group yang dipimpin Dahlan Iskan untuk menjadi raja media cetak di seluruh daerah Indonesia.

2.      a. Berada dalam struktur pasar apa produk tersebut?
Oligopoli
b. Menurut Anda struktur pasar apa yang paling menguntungkan bagi produsen
    produk tersebut? Jelaskan argumentasi Anda
Dalam pengertian pasar yang sempit pasar adalah berkumpul dan bertemunya para penjual (produsen), dan pembeli (konsumen) pada suatu lokasi tertentu, dalam pengertian yang luas pasar adalah mekanisme kepentingan konsumen dan produsen merupakan sumber informasi bagi pelaku ekonomi, serta merupakan sarana dalam meningkatkan kepuasan konsumen maupun produsen.

Jika diamati parameter yang menentukan bentuk atau struktur pasar Harian Rakyat Merdeka berada dalam struktur pasar Oligopoli, yaitu pasar dimana hanya ada beberapa produsen. Masing masing produsen menguasai pangsa pasar yang relatif besar. Dari sisi produsen hanya ada beberapa pesaing. Bila produsen oligopolis ingin dapat keuntungan maksimum, bisa dilakukan dengan jalan berkolaborasi dengan produsen lain dengan cara menurunkan penawaran sehingga harga jual dapat meningkat. Dengan demikian. Produsen dapat bertindak sebagai penentu harga.

c. Menurut Anda struktur pasar apa yang paling menguntungkan bagi konsumen
    produk tersebut? Jelaskan argumentasi Anda.
Struktur pasar yang paling menguntungkan bagi konsumen adalah strategi bersaing melalui harga, adalah perusahaan yang menawarkan harga termurah. Strategi ini dipilih bila perusahaan dapat bertindak sebagai penentu harga, dan kemudian menjadi price leader. Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan indetifikasi terhadap karakteristik konsumen dari barang dan jasa yang ditawarkannya di pasar. Paling tidak ada dua alasan mengenai karakteristik konsumen yang dapat digunakan sebagai dasar pemilihan strategi bersaing melalui harga ini, yaitu :
-          konsumen dari produk yang ditawarkan adalah kelompok masyarakat dengan kelas pendapatan menengah ke bawah.
-          Barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen di gunakan untuk input usaha.
Bila produsen memilih strategi persaingan harga ini, maka untuk bisa sukses produsen tersebut harus punya efisiensi yang tinggi. Bila efisiensinya rendah, maka produsen tidak akan mampu bersaing melalui persaingan harga.


Mem- PANCASILA- kan Generasi Muda


Indonesia negara kita terdiri dari kepulauan dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam suku dan budaya. Pernahkah kita berpikir, bagaimana sulitnya untuk menyatukan keberagaman tersebut di tengah penjajahan kolonial yang terus ingin memecah belah.Dengan Pancasila, dasar negara yang telah dirumuskan para pendiri negeri,bangsa ini berhasil bersatu padu. Namun kini, sebagai generasi muda bangsa Indonesia, apakah Pancasila masih memiliki makna dalam kehidupan kita ?

Berdirinya Pancasila
Untuk dapat mengerti maknanya, kita harus mengerti bagaimana eratnya hubungan Pancasila dengan sejarah bangsa ini. Perjuangan pemuda Indonesia untuk meraih kemerdekaan menghantarkan bangsa ini pada sebuah titik krusial. Sebelum mendirikan sebuah  negara merdeka, bangsa Indonesia harus menetapkan dasar negara yang dapat menopang keragaman latar belakangnya. Pada saat perumusan dasar negara dalam masa persidangan BPUPKI, hadir perwakilan dari berbagai golongan di Indonesia, yaitu; golongan pergerakan, golongan Islam, golongan birokrat, golongan wakil kerajaan, golongan pangreh praja (residen dan wakil, bupati, walikota), serta golongan peranakan (Tionghoa, Arab, Belanda). Bahkan,
perwakilan wanita pun sudah ada dan ikut berperan dengan hadirnya Ny. Maria
Ulfa Santoso dan Ny. R.S.S. Soenarjo Mangoenpoespito.

Ternyata, persatuan dalam keragaman telah mengakar jauh sebelum Indonesia
merdeka dan sepatutnya menjadi kebanggaan kita sebagai sebuah bangsa. Betapa tidak, ketika Amerika Serikat berdebat mengenai hak suara wanita, Indonesia sudah lebih dulu maju dan memberi wanita hak untuk bersuara ketika mendirikan negara ini
di tahun 1945. Ketika negara-negara Eropa kebingungan mengenai masalah
warga pendatang, negara ini telah memperhatikan keberadaan mereka dari sejak pendiriannya.


Pancasila lahir dari keberagaman.
Lahir dari upaya para pendiri bangsa menyarikan keseragaman dari keberagaman karakter, hingga berkristalisir dalam 5 prinsip yang menjadi titik temu segenap elemen bangsa; Kebangsaan Indonesia (kemudian menjadi sila ke 3 :Persatuan Indonesia),Internasionalisme atau Perikemanusiaan (kemudian menjadi sila ke 2: Perikemanusiaan yang adil dan beradab), Mufakat atau demokrasi (kemudian menjadi sila ke 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan), Kesejahteraan Sosial (kemudian menjadi sila 5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia), dan Ketuhanan yang Berkebudayaan (kemudian menjadi sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa).

Rasionalitas
Prinsip-prinsip dasar negara Indonesia yang merdeka yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa itu tidaklah dipungut begitu saja dari udara. Juga bukan menganut ajaran dari manifesto komunis maupun declaration of independence. Pancasila digali dari bumi sejarah ke- Indonesiaan yang tingkat penggaliannya tidak berhenti sampai zaman gelap penjajahan, melainkan menerobos jauh ke belakang hingga ke 2.000 tahun peradaban dan masa kejayaan nusantara.

Kesejatian manusia – sebagai makhluk individual dan sosial, memahami hakikat kemajemukan Indonesia sebagai taman sari duni dan memperhatikan kecenderungan global dalam pergeseran ideologi, akan menginsyafi relevansi Pancasila sebagai titik temu (common denominator); bukan saja cocok sebagai kaidah emas bangsa Indonesia, namun juga bisa menjadi pijakan bagi perumusan global ethics. Tak heran mengapa Presiden Obama menyanjung Pancasila, dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi bagi usaha reinventing Amerika. Generasi muda harus dapat membuka mata, bahwa tak ada kemajuan tanpa keyakinan; dan keyakinan itu harus mengandung dimensi-dimensi moral yang dapat menopang peradaban besar. Pancasila memenuhi prasyarat untuk itu[1]p://siradel.blogspot.com/




BAB II
ETIKA KOMUNIKASI PANCASILA

Pancasila adalah sumber jati diri, kepribadian, moralitas, dan haluan bagi keselamatan bangsa. Bahkan Soekarno secara tegas melukiskan Pancasila dalam pidatonya, “Pada hakekatnya satu alat pemersatu dalam perjuangan kita melenyapkan segala penyakit yang telah kita lawan berpuluh-puluh tahun yaitu penyakit, terutama sekali, imperialisme!”Kelima sila menurut Soekarno, merupakan
unsur “meja statis” yang menopang bangsa Indonesia, sekaligus Leitstar (bintang pimpinan) dinamis yang memandu perkembangan bangsa ke depan. Soekarno pun telah menawarkan kemungkinan Pancasila untuk dapat dikerucutkan menjadi Trisila, bahkan menjadi Ekasila sekalipun. Trisila yang disebutkan yaitu socio-nationalisme,
socio-democratie, dan ketuhanan. Jika Trisila tersebut ingin diperas hingga menjadi Ekasila, maka akan didapati sebuah perkataan Indonesia tulen yaitu gotong-royong. Dengan kata lain, dapat kita pahami bahwa setiap sila dalam Pancasila sesungguhnya harus dimaknai dalam semangat gotong-royong.

Ketuhanannya harus berjiwa gotongroyong yang berkebudayaan, lapang, dan toleran, bukan saling menyerang dan mengucilkan. Prinsip internasionalismenya harus berjiwa gotong-royong yang berperikemanusiaan dan berperikeadilan, bukan yang menjajah dan eksploitatif. Prinsip kebangsaannya harus berjiwa gotongroyong mengembangkan persatuan dari aneka perbedaan, bukan yang meniadakan perbedaan dan menolak persatuan.

Prinsip demokrasinya harus berjiwa gotong-royong mengembangkan musyawarah mufakat. Bukan demokrasi yang didikte suara mayoritas ataupun minoritas elit. Prinsip kesejahteraannya harus berjiwa gotong-royong, yang mengembangkan partisipasi dan emansipasi di bidang ekonomi dengan semangat kekeluargaan. Bukan visi kesejahteraan yang berbasis individualisme-kapitalisme dan bukan juga sistem etatisme yang mengekang kebebasan individu.





Penerapan Pancasila
Jika diaplikasikan dengan semangat gotong-royong, Pancasila menjadi sebuah perspektif yang visioner dan tahan banting. Yang mampu mengantisipasi dan merekonsiliasi semua poros perspektif kenegaraan dunia. Bangsa Indonesia telah, secara jenius, meletakkan dasar untuk sebuah negara yang paripurna (ideal) di awal
berdirinya.

Sayangnya, harus diakui bahwa bangsa kita kerap pandai memulai namun gagal memelihara. Perhatikan apa yang terjadi di negara ini sekarang. Mungkin kita bisa merenungkan apa yang digambarkan Machiaveli dalam Hikayat Florentin tentang sebab-sebab merajalelanya korupsi.
1.    Pertama, para pemuka negeri diperbudak negeri lain hingga negara tak mampu membuat aturan secara leluasa untuk mengelola urusan sendiri.
2.    Kedua, pemangku kekuasaan dengan kekayaan berlebih nan tak bersih, melalui pundi pundi keuangannya, bisa menundukkan moral publik di bawah pragmatisme sempit.
3.    Ketiga, kaum elit negeri hidup dari popularitas dan penghasilan tinggi dari sedikit kerja. Mereka tak hanya merusak negeri dan membuat iri dengki dengan pola dan gaya hidupnya, tetapi juga memiliki pengikut yang membeo hingga membuat kebobrokan secara massal.
4.    Keempat, pemahaman agama berdasar kemalasan dan bukan kesalehan, yang menekankan aspek ritual formal daripada esensi ajaran, yang memperindah tempat ibadah daripada membebaskan kaum dhuafa.

Apakah semua itu terdengar akrab di telinga kita?
Semua permasalahan
bangsa saat ini,
sebenarnya bisa
dipecahkan dengan
Pancasila !”

Demokrasi yang dijalankan kini justru memutar jarum jam ke belakang. Membawa kembali Indonesia ke periode kelam saat terkungkung dalam hukum besi sejarah survival of the fittest dan idol of the tribe. Kehilangan terbesar bangsa ini bukanlah kemerosotan pertumbuhan ekonomi atau tak adanya tokoh menonjol, melainkan kehilangan harga diri karena diabaikannya semangat dasar kehidupan bernegara. Secara singkat dapat dikatakan bahwa sebagian besar ketidakmampuan kita memecahkan masalah hari ini disebabkan ketidakmampuan kita merawat warisan masa lalu dan berempati terhadap sejarah pengorbanan para pejuang kemerdekaan negara kita.

Jika di lihat dari beberapa faktor merebaknya korupsi dinegeri ini, apakah masih ada harapan mereformasi akhlak bangsa ini ?

Dekadensi moral tidak berdiri sendiri, tidak sekadar mencerminkan buruknya moralitas masyarakat, melainkan dipengaruhi juga oleh keburukan institusional dan struktural. Merajalelanya korupsi bukan saja menunjukkan kegagalan sosialisasi nilai- nilai moralitas, melainkan juga didorong oleh kesalahan desain institusi demokrasi yang menggelembungkan biaya kekuasaan. Fenomena ini juga mencerminkan kegagalan negara kesejahteraan dalam memberi kemakmuran seluas-luasnya seluruh rakyat, serta kegagalan pasar dalam memperluas kesempatan kerja karena iklim berusaha yang tidak sehat. Ketika warga negara tak menemukan jaminan kesejahteraan dari negara dan pasar, maka jalur keselamatannya di tempuh melalui jalur kroni dan nepotisme yang memacu korupsi. Alhasil, mereformasi akhlak bangsa ini harus mengintegrasikan transformasi kultural, institusional dan struktural.



BAB III
TEORI ETIKA HEDONISME
MENGGELINCIRKAN NILAI HIDUP BERPANCASILA.

Budaya malu menghilang, korupsi dianggap kewajaran, hampir setiap hari pemberitaan media cetak dan elektronik mengabarkan bertambahnya tersangka korupsi. Seakan tidak ada sosok yang menjadi panutan bagi kawula muda di tambah rongrongan budaya asing yang masuk ke negeri kita, disaat generasi muda lebih menyukai negeri seberang, sedangkan Presiden Obama menyanjung Pancasila karena dianggap Pancasila menjadi pijakan bagi perumusan GLOBAL ETHICS, dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi bagi usaha reinventing Amerika. Generasi muda, pejabat negara, kepala keluarga dan masyarakat pada umumnya harus dapat membuka mata, bahwa tak ada kemajuan tanpa keyakinan; dan keyakinan itu harus mengandung dimensi-dimensi moral yang dapat menopang peradaban besar.

Bagaimana meningkatnya kasus korupsi padahal kita punya Pancasila sebagai dasar kita berNegara. Pancasila lantas tergelincir menjadi alat negara untuk menyingkirkan lawan –lawan politik. Dalam terang kesadaran baru, Pancasila harus dikembalikan ke semangat dasarnya : gotong royong. Dengan begitu pendekatannya harus bersifat horisontal, dengan melibatkan peran serta segenap komponen bangsa, kami mencoba menghubungkan antara tingginya tingkat korupsi dengan teori etika yang pernah dikemukakan dan berpengaruh terus sampai sekarang, yang akan dibicarakan baik sistem etika dari zaman kuno maupun dari zaman modern.

1.    Hedo[2]nisme
adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi  bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari  perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.



CONTOH KASUS HEDONISME
Disinyalir Hedonisme telah erat merekat dalam hidup kita. Kelekatan itu berupa seringnya kita terjebak dalam pola hidup Hedonis. Pola hidup seperti ini mudah kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Dimana orientasi hidup selalu diarahkan pada kenikmatan, kesenangan atau menghindari perasaan-perasaan tidak enak. Manusiawi memang tatkala manusia hidup untuk mencari kesenangan, karena sifat dasar manusia adalah ingin selalu bermain ( homo ludens - makhluk bermain ) dan bermain adalah hal hakiki yang senantiasa dilakukan untuk memperoleh kesenangan. Akan tetapi  bukan berarti kita bisa dengan bebas dan brutal mendapatkan kesenangan, hingga menghalalkan berbagai cara demi memperoleh kesenangan.Sikap menghalalkan segala cara untuk memperoleh kesenangan telah banyak menghinggapi pola hidup para remaja saat ini. Sebagai contohnya,remaja yang suka ML ( making love-bercinta ) atas dasar senang-senang saja. Ternyata luar biasa infiltrasi budaya liberal sehingga berhasil mencengkram.

Akutnya krisis yang kita hadapi mengisyaratkan bahwa usaha ‘penyembuhan’ bangsa ini perlu dilakukan dengan memperkuat kembali karakter bangsa berdasakan falsafah dan pandangan bangsa Indonesia. Ibarat pohon, sejarah perkembangan bangsa yang sehat tidak bisa tercerabut dari tanah dan akar sejarah, ekosistem sosial budaya, sistem pemaknaan dan pandangan dunianya sendiri.

Pancasila dirumuskan oleh para pendiri bangsa sebagai dasar dan tuntunan bernegara dengan mempertimbangkan aspek-aspek itu lewat usaha penggalian, penyerapan, kontekstualisasi, rasionalisasi, dan aktualisasinya dalam rangka menopang keberlangsungan dan kejayaanbangsa.

Akibat keteledoran, ketidaktaatan dan penyelewengan atas nilai nilai Pancasila, terutama oleh penyelenggara negara, Pancasila yang seharusnya menjadi ‘bintang pimpinan’ itu pun redup, menimbulkan kegelapan dalam ‘rumah’ bangsa Indonesia.
Sehingga, anak-anak negeri berusaha mencari kunci jawaban atas persoalan negerinya di luar rumah, yang terlihat terang benderang. Padahal kunci jawaban itu tak lain, ada di dalam ‘rumah’ bangsa Indonesia itu sendiri. Semua permasalahan bangsa saat ini, sebenarnya bisa dipecahkan dengan Pancasila. Yang diperlukan adalah menggali kembali mutiara terpendam itu dan menyalakan kembali semangatnya, agar rumah Indonesia kembali terang dan nyaman ditinggali oleh anak-anak negerinya[3].

Membahas dasar negara kita dengan tuntas, dari mulai sejarah lahirnya, pemaknaannya hingga aktualisasinya. Dengan membaca buku ini, kita  kan dibuat mengerti sejak awal, memahami secara mendalam sehingga terinspirasi untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tanggung jawab untuk  memahami Pancasila ada di setiap pundak manusia yang mengaku Indonesia.

Karena itu sebagai generasi muda,yang akan memegang kendali negeri di masa depan, selayaknya kita merenungkan bagaimana cara untuk menghidupkan kembali
Pancasila sebagai panduan hidup berbangsa dan bernegara. Seperti potongan lirik lagu kebangsaan kita, “Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya...”





BAB IV
KESIMPULAN

Perlu ada perubahan paradigmatis dalam mengembangkan Pancasila dan wawasan kebangsaan. Dimasa lalu, hal itu dikembangkan secara vertikal : negara yang mengambil inisiatif negara yang menafsir dan negara yang menatar. Pancasila lantas tergelincir menjadi alat negara untuk menyingkirkan lawan – lawan politik. Dalam terang kesadaran baru, Pancasila harus dikembalikan ke semangat dasarnya : gotong royong. Dengan begitu, pendekatannya harus bersifat horisontal, dengan melibatkan peran serta segenap komponen bangsa. Peran negara hanyalah fasilitasi, provisi dan koordinasi, seperti dirigen yang mempertautkan segala keragaman suara menjadi koherensi yang harmonis.

Dengan kembali ke dasar negara, Pancasila sebagai ideologi bangsa kita. Dengan mengamalkan nilai – nilai Pacasila yang dikemas dengan kesederhanaan berfikir di hubungkan dengan kehidupan sehari –hari, yang sajikan dengan cara yang menyenangkan menurut saya sikap Hedonisme sebagai pintu masuk maraknya tindakan korupsi merajalela perlahan akan sirna.

Seperti Bung Karno katakan, seorang miskin yang kelaparan tidak bisa seketika sadar hukum hanya dengan diberikan kitab konstitusi. Orang miskin pertama memerlukan nasi. Maka dari itu sila yangling ditekankan dalam Pancasila adalah sila Keadilan Sosial, yang dalam pembukaan UUD 1945 merupakan satu-satunya sila yang diungkapkan dalam kata kerja, “mewujudkan keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia”.

Mem-Pancasila-Kan Indonesia, sebagai pengontrol Hedonisme.



DAFTAR PUSTAKA

Diolah dari: Buku “Negara Paripurna: Historisitas,Rasionalitas dan Aktualitas” oleh Yudi Latif.

Essai “Pancasila Rumah Kita” oleh Yudi Latif.


ETIKA, K.Berten Penerbit. PT. Gramedia Pustaka Utama – Jakarta

Etika dan Filsafat Komunikasi, Muhamad Mufid. Kencana Prenada Media Group.



[1] http://kita.kompas.com/tokoh/detail/143/yudi.latif
[2] ETIKA, K.Berten Penerbit. PT. Gramedia Pustaka Utama - Jakarta
[3] Buku Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila