Laman

Fokus Eksekusi

FOKUS PADA PENYELESAIAN TUGAS DENGAN SCRUM

Bagaimana mewujudkan target pekerjaan melalui proses perencanaan, kordinasi dan montoring pekerjaan yang didasar inisiatif untuk menyelesaikan pekerjaan serta kegigihan saat menghadapi permasalahan.

Hari ini banyak diantara kita jago buat nge-plan dalam mengeksekusinya kita mengalami banyak masalah yang bermula dari mindset, metode,  data driven pelatihan selama 3 hari ini, Di Aryaduta - Pekanbaru kami berharap dapat menyelesaikan kendala kami dalam pekerjaan. Ihsan -  GM Sales Sumbagteng Telkomsel





Untuk membahas peran Scrum Master ini saya akan menggunakan Scrum Guide yang dituliskan oleh Ken Schwaber dan Jeff Sutherland, penemu Scrum itu sendiri— bukan berdasarkan sumber-sumber yang tidak dapat dipercayasebagai referensi.
Scrum Master adalah seorang guru
The Scrum Master is responsible for ensuring Scrum is understood andenacted.
Berdasarkan penjelasan dari Scrum Guide, Scrum Master adalah seorang guru yang mengajarkan cara kerja (bukan metodologi) yang lebih kolaboratif dan menyenangkan dalam mengembangkan software. Ketika berbicara tentang Scrum, seorang Scrum Master bertanggung-jawab agar setiap orang yang menggunakan Scrum memahami Scrum secara keseluruhan bukan hanya aturan main/ritualnya saja tetapi juga pola pikir empirisme dan Scrum values yakni: commitment, courage, focus, openness and respect. Mayoritas Scrum Master di Indonesia masih hanya fokus pada ritual-ritual Scrum atau mekanik Scrum saja tanpa memahami kalau ritual-ritual dan elemen-elemen Scrum tersebut sebenarnya adalah manifestasi dari Scrum values. Scrum Master yang hanya fokus kepada ritual dan mekanik saja tidak akan efektif dalam menjalankan perannyadan tidak jarang mereka adalah penyebab banyak orang di perusahaan menjadi benci terhadap Scrum.
Dia juga seorang coach dan fasilitatorThe Scrum Master serves the Development Team in several ways, including:


Coaching the Development Team in self-organization and cross-functionality;
Coaching the Development Team in organizational environments in which Scrum is not yet fully adopted and understood.

Scrum Master is a coach & the coach’s job is to be curious not to be an expert.
Dayu Bagus
Namun Scrum Master bukan hanya seorang guru, dia juga seorang coach. Sebagai seorang coach, Scrum Master tidak memiliki otoritas untuk memberi solusi atau bahkan memaksakan kehendaknya kepada si coacheeapalagi sampai mensupervisi Development Teamkarena Scrum Master tidak bertugas untuk me-micromanage tim. Scrum Master bahkan memberikan coaching kepada Development Team agar mereka dapat menemukan jawaban dari permasalahan yang mereka hadapi sendiri. Ada banyak teknik untuk melakukan ini, salah satunya adalah dengan menggunakan powerful questions.
Sebagai seorang coach, Scrum Master juga tidak bertanggung-jawab untuk memonitor dan mengendalikannya Sprint. Scrum Master justru mempercayakan dan memberikan otoritas kepada Development Team untuk mengelola pekerjaan di setiap Sprint secara mandiritanpa perlu dimonitor dan dikendalikan. Scrum Master bertanggung-jawab untuk meng-coachingDevelopment Team agar mereka bisa mandiri mengelola dirinya sendiri dengan penuh tanggung-jawab tanpa harus diperintah atau ditugaskan pekerjaan oleh siapapun jugabahkan CEO sekalipun.
Namun dia tidak hanya berorientasi pada Development Team.
The Scrum Master serves the organization in several ways, including:
Leading and coaching the organization in its Scrum adoption;
Kebanyakan Scrum Master yang mengira dirinya tidak berbeda technical leader akan mengira kalau tanggung-jawab mereka hanyalah untuk memberi technical solution kepada Development Team saja. Bila kita baca Scrum Guide, agar Scrum dapat berjalan secara efektif di dalam perusahaan maka Scrum Master juga bertanggung-jawab untuk memberikan coachingkepada Product Owner dan orang-orang dari departemen lainnya (selain departemen teknologi informasi) di dalam perusahaan. Bahkan di Scrum Guide kita tidak menemukan technical skills sebagai keahlian yang wajib dimiliki oleh Scrum Master.

The Scrum Master helps those outside the Scrum Team understand which of their interactions with the Scrum Team are helpful and which aren’t. The Scrum Master helps everyone change these interactions to maximize the value created by the Scrum Team.
Bukan juga seorang babysitter untuk Development Team
The Scrum Master is a servant-leader for the Scrum Team.
A Scrum Master not only makes the coachee to be a better person but he also becomes a better coach because of the coachee.
Banyak yang menginterpretasikan servant-leader sebagai babysitter untuk tim karena kata servant diterjemahkan sebagai babu/babysitter. Oleh karena itu ada lelucon yang beredar di komunitas software development di Indonesia kalau salah satu kriteria yang wajib dimiliki oleh Scrum Master adalah cantik dan belia. Konsep servant-leadership cukup abstrak dan membingungkan bagi mayoritas orang Indonesia karena belum banyaknya role model ‘pemimpin yang melayani’ sebagai panutanbukan hanya di dalam industri software development tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Mayoritas orang Indonesia masih beranggapan kalau namanya pemimpin ya harus memerintah dan menugaskan pekerjaan kepada subordinatnya.

The Scrum Master serves the Product Owner and Development Team:Facilitating Scrum events as requested or needed.
Misinterpretasi ini disebabkan karena dalam Scrum Guide Scrum Master bertanggung-jawab untuk memfasilitasi event-event dalam Scrum bila dibutuhkanartinya keberadaan dia dalam event-even Scrum opsional (biasanya hanya dibutuhkan untuk tim yang masih sangat baru dengan Scrum atau pada saat situasi yang sangat sulit). Namun seorang fasilitator bukanlah seorang sekretaris pribadi untuk tim. Untuk dapat menjadi seorang fasilitator yang efektiftidak bias dan netralbukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi kalau Scrum Master harus memfasilitasi diskusi dengan atasan atau kostumer yang otoriter.

Treating employees like adult human beings might be common sense, but it is not common practice.
Scrum Master adalah seorang leader, tetapi dia bukanlah leader yang memerintah atau otoriter melainkan seorang leader yang melayani Scrum Team lewat facilitation dan coaching. Scrum Master memandang software developer sebagai adult yang harus diperlakukan sebagai adult.
Fokus terhadap value sebagai satu-satunya kriteria sukses
Bagi perusahaan yang mengira kalau Scrum Master adalah istilah keren dari manajer proyek, maka Scrum Master dianggap sebagai orang yang bertanggung-jawab untuk memastikan proyek / Sprint harus on-time danon-scope. Namun pola pikir seperti ini yang biasanya membuat software developer di Indonesia benci terhadap Scrum karena dalam pandangan mereka Scrum justru jauh lebih parah dari Waterfall dimana scope untuk setiap Sprint sudah dikunci-mati.
The Scrum Master helps everyone change these interactions to maximize the value created by the Scrum Team.
… Helping the Development Team to create high-value products;

… Ensuring the Product Owner knows how to arrange the Product Backlog tomaximize value;
Value disebut berulang-ulang di dalam Scrum Guide. Sebagai seorang coach, Scrum Master bertanggung-jawab untuk mengajarkan setiap orang di dalam perusahaan untuk menggunakan value sebagai satu-satunya kriteria sukses dalam pengembangan software. Karena tidak ada gunanya produk yang dihantarkan on-time, on-scope dan on-budget namun tidak membawa nilai/revenue bagi perusahaan. Scrum Master bertanggung-jawab untuk menggiring cara berpikir semua orang di dalam perusahaan dari cost-driven thinking ke value-driven thinking.

Kalau diringkas apa sih sebenarnya peran Scrum Master ini?
Scrum Master adalah seorang manajeratau ada yang mengatakan manager as coach. Apa? Manajer? Ya kalau kita telaah Scrum Guide terutama bagian “Scrum Master Service to the Organization”, kita dapat melihat kalau Scrum Master harus memiliki political power yang cukup tinggi atau setidaknya di-empower oleh pimpinan perusahaan untuk dapat membuat perubahan di dalam perusahaan yang akan membawa perusahaan ke arah yang jauh lebih Agile.
Manager’s responsibility is not to make people work, but to make it possible for people to do their work.
Lalu manajer macam apa yang tidak bisa memerintah orang-orang yang ia pimpinterutama software developer yang akan malas-malasan kalau tidak diperintah? Scrum memang sebuah konsep manajemen yang relatif baru di Indonesia. Namun seorang manajer tidak harus memerintah orang-orang untuk bisa memanage perusahaan secara efektif. Justru ini lah yang membuat peran Scrum Master itu challenging karena Scrum Master bertanggung-jawab untuk mengelola sistem dimana orang-orang bekerja bukan orang-orangnyanamun delivery pekerjaan tetap produktif.
Kenapa sih peran ini sulit sekali dipahami oleh orang-orang?
self-perpetuating (adj): having a system that prevents change and produces new things that are very similar to the old ones.
Leaders don’t take control, they give control.
How people make decisions (a self-perpetuating loop)
Jawabannya sederhana saja, mayoritas orang-orang melihat kalau semua hal dalam dunia ini terstruktur dengan Bentuk/ pola  dominant- submissive. Dalam pola ini, selalu ada peran yang dominant bertanggung-jawab untuk memerintah dan selalu ada orang-orang yang submit kepada orang-orang yang dominan, contoh-contoh dari model ini adalah: guru-murid, raja-rakyat, bos-pegawai, dsb. Selain itu industri software development sudah lama bersifat project management centric. Akibat dua hal tersebut orang-orang di bawah alam sadarnya akan memetakan peran baru yang bernama Scrum Master ke peran-peran yang ada dalam manajemen proyek dan peran yang berada di posisi lebih dominan dibandingkan Development Teambaik itu manajer proyek atau technical leader bahkan tidak jarang business analyst. Ini adalah sifat dasar manusia yang akan bias dan memetakan hal baru dengan apa yang mereka sudah familiar sebelumnya.
Merubah paradigma dari top-down model leadership ke bottom-up model leadership tidak mudah karena cara pandang seseorang terbentuk lewat proses yang cukup lamamodel pendidikan di Indonesia juga turut berkontribusi disini. Orang-orang yang berkecimpung di industri software development di Indonesia belum terbiasa dengan konsep ‘servant-leadership’dan ‘manage the system NOT the people’.
Bisa beri gambaran mengenai role & duty Scrum Master yang bisa saya gunakan di job advertisement?
Bila kita terjemahkan Scrum Guide maka Scrum Master memiliki tanggung-jawab di tingkat perusahaan dan di tingkat Scrum Team. Berdasarkan Scum Guide kita dapat membuat job description untuk Scrum Master seperti berikut (silahkan ambil poin-poin berikut untuk anda masukkan ke job advertising anda):
Tanggung-jawab:
Di level perusahaan:
·         Membuat perencanaan dalam implementasi Scrum dan scaling Agility di dalam perusahaan;
·         Memberikan coaching kepada pimpinan perusahaan mengenai sifat pekerjaan software development (yang membutuhkan kreatifitas dan memiliki banyak ketidak-pastian) dan pentingnya empirisme;
·         Memberikan coaching kepada pimpinan perusahaan mengenai pentingnya quality-driven-development di atas deadline-driven-development;
·         Memberikan coaching kepada pimpinan perusahaan untuk menggunakan value sebagai kriteria suksesbukan on-time, on-budget dan on-scope;
·         Memberikan coaching kepada pimpinan perusahaan hubungan antaradeadline-driven-development dan technical-debt dalam software development dan apa dampaknya terhadap perusahaan dalam jangka panjang;
·         Bekerja bersama Scrum Master lainnya dan pimpinan perusahaan untuk membuat perubahan di dalam perusahaan yang dapat meningkatkan tingkat Agility perusahaan;
·         Memberikan coaching atau pelatihan kepada pihak-pihak di luar Scrum Team yang berinteraksi dengan Scrum Team mengenai cara kerja Scrum;
Di level Scrum Team:
·         Memberikan coaching kepada Product Owner dan Development Team mengenai Agility dan Agile practices yang dapat meningkatkan nilai dari produk yang sedang dikembangkan;
·         Memberikan coaching kepada Development Team untuk dapat mengembangkan software yang berkualitas tinggi dan tidak membuattechnical debt di dalam software dengan menggunakan modern software engineering practices seperti: Test driven development, clean coding, continuous delivery, etc;
·         Memberikan coaching kepada Product Owner mengenai perannya dan bagaimana ia dapat membuat strategi pengembangan produk, memonitor progress dan mengkuantifikasikan nilai dari produk yang dikembangkan oleh Development Team di setiap Sprint;
·         Memfasilitasi diskusi, pembuatan keputusan, dan resolusi konflik di dalam Scrum Team bila diperlukan;
·         Meningkatkan flow-efficiency dari software delivery process dengan cara menghilangkan hambatan dan mengoptimalkan proses kolaborasi antar anggota Scrum Team dan orang-orang yang berinteraksi dengan Scrum Team;
·         Memfasilitasi diskusi dengan semua anggota Scrum Team untuk meningkatkan kualitas delivery process;
·         Memastikan semua anggota Scrum Team memahami Agile principles dan Scrum values: commitment, courage, focus, openness and respect dan kaitannya dengan elemen-elemen yang ada di dalam Scrum.
Must have skills:
·         coaching & mentoring skills
·         facilitation skills
·         interpersonal skills
·         team dynamics
·         systems-thinking
·         value-driven thinking
·         accelerated learning
·         evolutionary organizational change
·         servant-leadership skills
·         Scrum knowledge: what is Scrum and what is not Scrum
Tetapi bila anda masih ragu mengenai bentuk job ads yang bagus untuk posisi Scrum Master, silahkan menghubungi saya lewat page saya.
Belum membaca buku “Manajemen Modern dengan Scrum” hingga hari ini? Beli buku ini di toko buku terdekat untuk mendapatkan gambaran lebih menyeluruh mengenai Scrum.