Laman

Anak Asyik Dengan Gadget

Pernahkah Anda Dicuekin Anak Karena Gadgetnya 
Menggunakan Six Thinking Hat maksimalkan Teknik Berfikir.

Kecepatan Teknologi Tidak Sama dengan Kecepatan Perkembangan Komunikasi.
Hari ini, dunia makin datar dan terhubung, akibat hadirnya internet. Teknologi yang awalnya hendak diberdayakan bagi kepentingan industri, merasuki kalangan awam akibat penggunaannya yang
sederhana dan harganya yang terjangkau.

Dunia seakan tak berjarak dan mengalami perubahan. Masyarakat pengguna internet terhubung satu sama lain, dan menciptakan peluang peluang baru.


Masyarakat ini, akhirnya juga melahirkan budaya yang berbeda, yang sering dikenal sebagai digital culture, budaya pikir diberimbang dengan kecepatan budaya digital sehingga banyak sekali masalah yang muncul terjadi dari lingkungan keluarga sebagai komunitas terkecil.

Akibatnya 
Cepatnya perkembangan teknologi informasi digital dan penggunaannya oleh masyarakat di satu sisi
memudahkan kehidupan :

  • Komunikasi yang makin cepat, mudah dan murah
  • Informasi dapat dipertukarkan dalam berbagai bentuk dan media
  • Terbukanya berbagai peluang usaha dengan memanfaatkan teknologi
  • Namun teknologi informasi juga melahirkan berbagai keadaan yang tidak ideal :
– Berubahnya pola hubungan antar anggota
   keluarga
– Hadirnya informasi yang tidak perlu, termasuk hoax
– Munculnya kebiasaan meniru perilaku yang
    dianggap populer
– Terlanggarnya privasi keluarga dan anggota
    keluarga
– Cyber bullying
– Cyber pedophelia
– Kecanduan gadget
– Kecanduan online game
Pertanyaannya bagaimanakah mengatasi permasalah diatas ?

Sudah lazim kita mengalami:


  • Putra-Putri kita yang lebih asyik dengan gadget dibanding ngobrol bersama keluarga?
  • Putra-Putri kita yang menghabiskan banyak waktu di kamarnya ditemani gadget dibanding bersosialisasi dengan teman atau tugas sekolahnya
  • Diabaikan Putra-Putri kita, yang lebih mengandalkan memperoleh informasi dari google, youtube, jejaring social media, dibanding mendiskusikan secara dalam dengan orang yang lebih dewasa.
  • Amankah informasi-informasi itu?
  • Kegundahan, seberapa banyak porsi kehidupan dengan gadget yang sesuai bagi Putra-Putri kita ?
  • Kegelisahan, bagaimana menghindarkan Putra-Putri kita dari pornografi,bullying, trafficking yang marak dilakukan melalui media digital ?
  • Dan akhirnya, berbahaya atau amankah perangkat perangkat digital itu bagi Putra-Putri kita? Bagaimana mengelolanya agar bermanfaat bagi mereka?
Tindakan preventif untuk menjawab persoalan diatas kami susun dengan kurikulum ajar yang komperhensif disajikan khusus bagi orang tua dan pendamping, selanjutnya anak di reset of mind agar dapat melakukan sesuai dengan keinginan yang normatif.

Ikuti program - program kami untuk mengatasi persoalan diatas.

Kenapa Hoax Cepat Menyebar ?

Hari ini Kita memperingati Hari Pers Nasional


Medsos Dipenuhi Hoax, 
Ketika dunia sudah semakin tanpa batas. Media sosial sedang menggempur, setiap orang bisa membuat dan menyebarkan berita. Ada banyak sekali konten edukasi, tapi tidak sedikit pula berita-berita bohong (hoax) yang bebas beredar. Dan ini terjadi di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Mengapa demikian ?, apa manfaatnya bagi pembuat dan penyebar hoax ?


Inilah era keterbukaan yang --mau tidak mau-- harus kita hadapi. Masyarakat kita akan semakin cerdas dalam menyikapinya. Ini justru akan semakin mendewasakan kita, akan mematangkan kita, akan menjadikan kita tahan uji. Jadi tidak perlu banyak keluhan kalau mendengar hal-hal yang ada di media sosial, karena ini fenomena semua negara.

Padahal berita hoax sudah ada sejak jaman dahulu kala, Kalau era informasi sebelumnya hoax itu beredarnya sangat lambat, disaat ini era digital  berita bohong disampaikan dari mulut ke mulut dalam bahasa kekiniannya adalah "Word Of Mouth" sangat cepat sekali, mengapa demikian ?

Yuk kita bahas dari sisi kajian literatur yang ada ... apa sih definisi "word of mouth" atau WOM  :

  • Menurut Newsweek, 1998 (dalam Rosen 2000 ): Word of mouth sebagai obrolan yang menular, sungguh-sungguh, kegairahan, mengenai orang, tempat atau barang yang baru dan hangat.
  • Menurut para jurnalis : apa yang hangat, apa yang menarik perhatian orang, tidak hanya pada hari ini, tetapi pada jam ini juga.
  • Menurut Rosen (2000 : 8) : Jumlah semua komunikasimengenai suatu produk, jasa atau perusahaan tertentu, di setiap tahap pada waktu tertentu yang bermula dari satu otak, dengan diperantarai berbagai medium personal dan berakhir di otak lainnya.
Anehnya hanya berita buruk saja yang lebih cepat menyebarnya, dibandingkan kabar baik jika ditinjau dari definisinya nampaknya praktisi pemasaran mencoba mendapatkan manfaat besar dari WOM ini, bagaimana membuat informasi lebih cepat menyebar ?

Saya yakin, selalu ada cara membuat informasi produk anda dapat dengan cepat diterima masyarakat, tentunya dengan teknik teknik dan strategi yang membumi.

Apakah dengan gempuran media sosial, media "jurnalistik" akan hilang... atau ditinggalkan kami berharap Keduanya akan sama-sama eksis. Media sosial unggul karena kecepatan, karena nilai aktualitas. Sementara media arus utama menonjol karena akurasi dan kedalaman materinya.

Saya berharap banyak kepada media arus utama untuk meluruskan hal yang bengkok, menjernihkan kekeruhan, dan tidak lantas ikut larut dan malah memungut isu-isu yang belum terverifikasi di media sosial sebagai bahan berita. Junjung tinggi etika jurnalistik. Faktualitas, objektivitas, dan disiplin dalam melakukan verifikasi tidak boleh luntur.

Kami berharap, berita hoax tidak membuat pemerintah tambah puyeng semoga dalam peringatan Hari Pers Nasional di kota Ambon hari ini dapat memperteguh komitmen kita bersama untuk membangun Indonesia yang harmoni dan mewujudkan ekonomi yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Selamat Hari Pers Nasional !