Laman

Bangun Energy Penyembuhan Sendiri Ah...

Apakah Kamu Yakin Tidak Akan Terkena Diabetes ? karena masih muda terus merasa aman dari diabetes ? dan berapa banyak penderita di Indonesia ? Fakta mengejutkan! Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1 dari 100 penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun mengidap diabetes melitus. Bahkan, 1 dari 10 penduduk diketahui terkena pre-diabetes. Parahnya, ditemukan juga fakta bahwa 4 dari 6 penderita diabetes tidak mengetahui bahwa dirinya terkena diabetes melitus.

Ya, angka di atas adalah jumlah yang besar dan bisa mengenai siapa saja, termasuk salah satu dari kita! Dan bayangkan, ketika terkena sebuah penyakit ini (walaupun tidak menular), efeknya akan terasa bukan hanya oleh si penderita, tapi juga keluarga, teman-teman, dan yang lainnya.

Ya, kesehatan kita bisa jadi menjadi kunci kebahagiaan diri sendiri dan orang lain! Karena itu, lebih baik kita mencegahnya dengan pola hidup lebih sehat (renang, joging, yama) jaga pola makan (konsumsi nutrisi noni tahitian terbukti 5.945 pengidap diabetes tipe 1 dan 2 sebanyak 79%-nya terbantu hasil penelitian Neil Solomon,MD,Phd) dan kendalikan stress (ikut seminar, jalani hobi dan tertawa)  sebelum diabetes benar-benar datang kepada kita! Let’s Fight Against Diabetes !

Bagi diabetasi tingkatkan insulin melalui Yama, ikuti programnya di Setiap Jum'at Pk. 07-09 selalu ditutup dengan meditasi pagi di Pondok Pesantren Madinnajah - Jombang. Ayo Senam Yama bersama Isharyadi http://www.youtube.com/watch?v=wbc5Ptu_910

Resolusi Diri Melalui Yama



 Kang Sastra Yama Dewa di tahun 1995 telah menciptakan gerakan SENAM YAMA sebagai penyembuhan & pengobatan berbagai penyakit degeneratif & penyakit sistim imunitas yang sangat mengkhawatirkan secara global akibat gangguan pada sistem energi tubuh manusia. Guna  mengatasi, mencegah dan merehabilitasi dari ketergantungan  narkoba, psikotropika dan pengidap HIV AIDS dengan Olah Raga – Olah Pikir dan Olah Rasa MELALUI Senam YAMA INDONESIA

Andai saja Yama dapat masuk ke tiap-tiap rumah, maka akan hadir ratusan juta therapy yang mampu mengobati diri dan pikirannya agar menjadi pribadi yang menarik, tangguh dan selalu sehat, jika berkenan perkenankan kami untuk mengenalkan senam asli kearifan lokal - Senam Yama 
Konsep pengenal diri melalui senam yama http://www.youtube.com/watch?v=FCH3xGvl9mE

Mengumpulkan barang bekas cerminan diri


Rumah di perkampungan yang berbatasan dengan komplek kami itu sudah cukup lama menarik perhatian saya. Sebuah rumah sederhana semi permanen dengan ukuran kecil dan berhalaman luas itu hampir selalu hidup dengan kesibukan orang hilir mudik merapikan barang-barang bekas atau rongsokan.

Ada rasa senang dan haru setiap kali melihat kesibukan mereka bekerja dan bekerja sepanjang hari. Sepertinya urat lelah dan malas telah putus sedari lama.Saya seperti melihat perjuangan hidup yang terus menyala apinya setiap waktu.

Saya jadi teringat salah satu bagian kisah di Novel Negeri 5 Menara tentang salah satu cara unik yang digunakan untuk menge-charge baterai alias memacu semangat yang sering digunakan oleh Bang Togar, kakak senior tokoh utama dalam novel tersebut, yaitu Alif Fikri.

Ia mengajak Alif ke sebuah perkampungan di dekat tempat pembuangan sampah yang kondisi lingkungannya sangat memprihatinkan. Di tempat yang beraroma tak sedap yang menjadi tempat hidup sehari-hari, kumuh, kotor dsb dll itu, anak-anak masih saja riang gembira bermain tanpa beban. Gelak tawa ceria mewarnai hari-hari mereka di tengah kemiskinan yang nyaris absolut. Mereka tetap mengikuti aliran nasib meski tak banyak harapan yang terlihat di depan sana.

Menatap anak-anak itu membangkitkan kesadaran Bang Togar, yang ingin ditularkannya pada Alif, adik kelas dan sekaligus murid dalam hal tulis menulis. Bahwa untuk seorang pelajar seperti mereka yang masih dapat berjuang dan berusaha, menentukan peta hidup di depan sana, tidak ada alasan untuk tidak bersyukur dengan menggunakan segala daya dan upaya merubah nasib.

Jika membandingkan diri dengan anak-anak tanpa alas kaki yang berkejaran dengan riang gembira itu, masih beranikah mengeluh dan berputus asa?

Tidak malukah pada nikmat hidup yang telah diterima yang jauh lebih banyak keberuntungan yang menghampiri?

Seketika itu Alif tersentak dan tersadar. Ternyata Bang Togar yang semula ia kenal sebagai ”singa” karena begitu galak dan sadis dalam melatihnya belajar menulis, rupanya adalah seorang yang peduli padanya. Ia berterima kasih telah ditunjukkan jalan paling ampuh dalam membangkitkan semangat belajar, semangat hidup, semangat juang dan sekaligus rasa syukur akan nikmat Allah yang tak ternilai yang dimiliki. Yang baru ia sadari sepenuhnya hari itu. Hari itu, ia baru mengerti dan memahami dengan penyadaran khas dirinya sendiri, mengapa Allah berkali-kali bertanya dan sebagai sebuah peringatan : ”Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang Engkau dustakan?”

Kembali ke pengepul sampah. Tentunya kondisi rumah yang belakangan baru saya ketahui si pemilik bernama Pak Wr, pria asal Karawang itu tidak seburuk cerita dalam novel tadi. Pikiran itu melintas saat melihat di seantero halaman rumahnya penuh dengan tumpukan barang-barang bekas seperti : kardus, botol-botol plastik, kabel bekas, kulkas bekas, kaleng, koran dst dll…
Pastilah mereka adalah golongan orang-orang dengan kesabaran tingkat tinggi sehingga selalu bisa mengkondisikan diri untuk bisa senantiasa bersyukur meski tinggal di sebuah rumah dengan berhias barang-barang bekas yang menggunung.

Mempelajari Pengelolaan Bank Sampah.
Sejak melihat tayangan Kick Andy edisi profile Amilia Agustin - si putri sampah yang telah saya dituliskan di edisi sebelumnya, ada sebuah keinginan untuk melakukan sesuatu terhadap sampah ini. Meski saya sendiri belum tahu apakah kelak bisa diaplikasikan di lingkup terkecil kami, yaitu kelompok arisan ataupun RT, saya tetap menyimpan keinginan untuk ’setidaknya’ berusaha mempelajari.

Karena belum bisa serius menangani sampah rumah tangga, saya berfikir untuk mengawali tentang bank sampah.

Tahap pertama telah saya umumkan kepada ibu-ibu arisan di lingkungan RT kami di bulan lalu tentang ide tersebut. Jika selama ini sebagian besar warga masih membuang aneka jenis sampah di baknya tanpa pilih-pilih yang kemudian akan diangkut oleh petugas kebersihan seminggu dua kali, saya berfikir mestinya bisa dikumpulkan barang-barang bekas yang layak jual itu untuk kemudian dimanfaatkan sebagai pendapatan kas arisan, atau jika memungkinkan kas RT.

Atau minimal bisa dikembalikan manfaatnya bagi warga lingkungan kami, hanya dengan sebuah cara sederhana tapi sering terhambat karena ”kemalasan” atau ketidakpedulian terhadap sampah ini.

Dan ternyata respon teman-teman sangat baik sehingga mereka minta dibuatkan arus kerja dari mulai siapa yang mengumpulkan, dimana, dijual kemana, siapa yang bersedia menjadi administrator dsb dll.

Dan tahap keduanya tentu saya harus membuat studi kelayakan atas proyek sosial ini, dengan mencari data harga beli barang-barang bekas.

Maka, setelah tertunda beberapa minggu, akhirnya kemarin saya berhasil menemui pemilik usaha pengepul sampah yang sering saya lewati saat memilih jalan pintas menuju ke pasar terdekat.

Sambil mencatat semua jenis barang yang bisa diterima, berikut harganya, saya mengajak istri Pak Wr ngobrol kesana kemari. Sekilas ia bercerita bahwa suaminya mengawali pekerjaan dari pembeli barang-barang rongsokan yang kelilling kampung dan komplek.
Biasanya barang-barang itu akan ditukar ( dibarter) dengan perabotan dapur seperti piring, gelas, sendok, dsb.

Barang-barang rongsokan itu dikumpulkan ke bos pengepul. Singkat cerita, dari pengalaman kerja itulah akhirnya suami berinisiatif untuk naik kelas menjadi pengepul setelah mempelajari seluk-beluk bisnis itu.

Hingga kini, usahanya sudah berjalan selama 6 tahun.
Dari data awal tentang harga beli itulah yang akan saya gunakan untuk membuat studi kelayakan menindaklanjuti diskusi dengan teman-teman di perumahan kami. Dan karena hitungan tersebut belum diuji coba, maka tentunya belum layak untuk saya bagikan di sini.
Namun ada hal lain yang ingin saya bagikan, sebagai salah satu hal yang pernah saya tuliskan sebelumnya, bahwa sebuah semangat dan keyakinan bahwa peluang usaha itu bertebaran di mana-mana, di depan mata kita. Untuk yang belum menyimak bisa sejenak membuka link berikuthttp://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/06/13/peluang-usaha-bertebaran-di-depan-mata/).
 
Kira-kira inilah tabel pendapatan per bulan usaha Pak Wr, sebagai pengepul / pengumpul barang bekas/rongsokan. Sebuah profesi yang kadang dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Tabel ini adalah perkiraan yang saya buat berdasarkan obrolan berapa kali dalam sebulan barang-barang diangkut.

Harga jual pun saya buat minim sehingga nilai berikut masih mungkin naik seharusnya, karena jenis barangnya pun lebih dari 11 macam karena keterbatasan data yang saya miliki. Masih menurut perhitungan saya tentunya…:)
Perkiraan Omzet Pengepul Barang Bekas ( Rongsokan) per Bulan










No
Keterangan
Harga Beli
 Perkiraan
Harga Jual
Jumlah
Satuan
Total
Harga Beli
Total
Harga Jual
1
Kardus
        1,000
       2,000
2000
 kg
               2,000,000
     4,000,000
2
Koran bekas
        1,600
       3,000
2000
 kg
               3,200,000
     6,000,000
3
Buku & Majalah
        1,000
       2,000
1500
 kg
               1,500,000
     3,000,000
4
Gelas & botol Aqua
        2,000
       3,000
3000
 kg
               6,000,000
     9,000,000
5
Gelas Ale-ale & Sejenis
        1,500
       2,500
2000
 kg
               3,000,000
     5,000,000
6
Ember, mainan anak2
        1,500
       2,500
1000
 kg
               1,500,000
     2,500,000
7
Besi
        4,300
       6,000
1000
 kg
               4,300,000
     6,000,000
8
Kabin
        3,000
       5,000
1000
 kg
               3,000,000
     5,000,000
9
Kaleng
        2,500
       4,500
500
 kg
               1,250,000
     2,250,000
10
Tembaga
       50,000
     55,000
50
 kg
               2,500,000
     2,750,000
11
Buku Tulis
        1,200
       2,600
750
 kg
                   900,000
     1,950,000



 TOTAL
14.800
kg
             29,150,000
   47,450,000






PROFIT BRUTO
   18,300,000

Jika biaya operasional per bulan ( termasuk gaji karyawan) mencapai maksimal 40% dari keuntungan maka Pak Wr mendapatkan penghasilan bersih sekitar Rp.10,9jt/ bulan.
Sebuah nilai yang beberapa kali lebih tinggi dari standard UMR tentunya.

Ini bukan ditujukan untuk mengecilkan hati teman-teman yang bekerja di pabrik atau lainnya. Melainkan tak lebih sebagai sebuah cermin diri. Bahwa selama seseorang berusaha dan berjuang dan mau terus belajar, dengan resiko-resiko yang mengikutinya, maka Sang Pencipta nan Maha Pengasih dan Penyayang pasti akan menurunkan rizkiNya.
Tidak peduli ia seorang buta huruf, lulus SD sekalipun. Karena kelas pembelajaran di Universitas Kehidupan ( UK) itu seringkali lebih aplikatif dibanding kelas-kelas formal dalam ruang berbatas adonan semen dan batu bata/bataco.

Lalu seberapa banyak, atau seberapa bermanfaat ilmu yang kita dapat di UK kita? Mari kita tengok diri masing-masing…..:):)

 oleh : dita widodo