Tentang Sebuah Sudut Pandang
Sudut pandang itu di ungkapkan, beri kesempata dan dengarkan. |
Selasa, 07 Agustus 2012 tepat jam 08.15 pagi saya dan
team sudah berada di Taman Wisata Matahari untuk menghadiri undangan meeting
atas sebuah proyek joint- operation berupa pembangunan Games Carnival Area di
salah satu lokasi di Kawasan Taman Wisata Matahari (TWM), Cileumber – Jawa
Barat.
Membaca buku-buku Dahlan Iskan dan Chairul Tanjung si
Anak Singkong memberi suntikan keberanian diri kami untuk mencoba
peluang-peluang baru. Menyebarkan virus semangat juang yang tak ada matinya.
Memberikan kesadaran penuh bahwa peluang itu hanya bisa dimanfaatkan oleh mereka
yang BERLATIH untuk menangkapnya. Dan itu bisa dilakukan oleh
siapa saja yang berkenan mencobanya.
Peluang kecil tidak selalu berhasil, peluang besar belum
tentu gagal. Maka, saya dan team sedikit memaksakan diri untuk menerima
tantangan yang diberikan oleh TWM dalam hal pengelolaan Games Carnival Area,
yang adalah merupakan wahana ketangkasan sebagai salah satu pilihan aktifitas
wisata bagi pengunjung.
Cerita selanjutnya tentang Games Carnival Area semoga
bisa saya tayangkan suatu hari nanti sebagai catatan menggembirakan dan layak
di ATM ( amati-tiru-modifikasi), dan bukan sebaliknya, sebagai catatan pahit
atas harga sebuah usaha…:) Karena keduanya memang mempunyai peluang yang
mungkin sama besarnya.
Pagi itu, kami bertemu dengan Pak Hari Darmawan – Pak Bos
TWM, sang begawan retail, yang juga pendiri Matahari Group. Beliau sedang
melakukan aktifitas hariannya, berkeliling komplek wisata ditemani dua
orang kepercayaannya.
Dengan pakaian kaos dan celana pendek ala kadarnya,
bersepatu kets, beliau berjalan cepat mengontrol hampir setiap sudut dan sisi
taman wisata.
Rambut peraknya terlihat segar dan menampakkan kharisma
yang terpancar dari dalam. Wajahya dipenuhi senyuman persahabatan. Dan jabat
erat tangannya, seolah mengaliri energi positif dan semangat hidup bagi kami,
yang sebenarnya bukanlah siapa-siapa.
Maka hari kemarin, saya dan teman-teman, untuk kesekian
kalinya kembali mengagumi sosok Pak Bos dengan deretan komentar positif seperti
;
”Semangatnya tak lapuk dimakan usia…/Kesederhanaan
penampilannya, tak mengurangi penghargaan orang lain terhadapnya, bahkan justru
berfungsi sebaliknya../Inilah cara terbaik memanfaatkan masa senja, obat
mujarab awet muda…dsb dll.. :):)
Melihat pria berpostur tubuh ”biasa” saja itu, saya
membatin ”Inilah yang dimaksud penilaian seseorang adalah karena sudut pandang”
ala Prie GS, salah satu sosok lain yang saya kagumi meski secara fisik, beliau
mengaku bertinggi sekitar 155cm, koma sekian saja…! :)
Jadi postur tubuh yang biasa atau
standar-standar saja bukanlah sebuah kekurangan dan alasan yang membuat orang
juga merasa ”cukup menjadi manusia biasa dan standar saja”.
Bahkan pada saat kondisi atau postur tubuh terasa ada
kekurangan, manusia pun seharusnya menempatkan dirinya bernilai tinggi,
melebihi kualitas penampakan secara fisiknya.
Seperti yang diulas Mas Prie GS di Humor Sahur Metro TV
jam 02.30 pagi sebelumnya, ia pun menyadari tinggi tubuhnya sangat jauh dari
ideal untuk ukuran seorang pria.
Banyak wanita mendambakan pria bertubuh tinggi, karena
rata-rata wanita memerlukan tempat bersandar pada saat ia menangis….( meski yang
ini saya anggap lebay dot com, tapi biarlah saya tanggapi dengan senyum dan
tawa saja. Ha ha ha).
Saat itulah ia menyadari kekurangannya. Di saat yang
sama, rupanya teman kuliahnya yang mempunyai tinggi badan berlebih pun, menemui
masalah karena hampir setiap hari sang teman ”kejedot” pintu ruang kelas karena
saking tingginya…:)
Sejak itulah ia mulai memperhatikan manusia, dari
berbagai sudut pandang. Julia Robert, artis kelas dunia pun merasa ada
kekurangan dalam fisiknya, yang adalah bibir yang terlalu lebar…:), Namun toh tidak menghalangi kariernya sebagai artis
terkenal dengan bayaran super mahal.
Jika kegemukan itu diberi peringkat : chubby, gemuk,
gendut, gembrot dan terakhir Astaghrifullah, maka salah satu bintang tamu di
acara Humor Sahur kemarin itu adalah Mo Sidik Zamzani yang mengaku diri
berlevel Astaghfirullah..:)
Tapi Mo mengaku, justru dari kekurangannya itulah ia
berhasil dalam karier tidak hanya sebagai penyiar radio, tapi juga berhasil
menghiasi layar kaca yang ternyata adalah sumber rejeki terbesar dalam
hidupnya.
Dan Prie GS dengan tinggi badan kurang ideal itu pun berhasil mengarahkan sudut pandang orang dengan memberinya jabatan prestise atas dirinya sebagai : SEORANG BUDAYAWAN.
(Dalam konteks humor, seorang budayawan adalah manusia
yang tidak jelas pekerjaannya…red :) :) )
Dengan kharisma yang dimiliki yang bersumber dari hasil
olah pikiran yang dituangkan ke dalam ucapan dan tulisannya, ia dianggap layak
menjadi referensi oleh banyak kalangan.
Kesimpulannya adalah :
1. Manfaatkan kekurangan sebagai kelebihan dan potensi diri
2. Manusia ternyata bernilai karena berhasil mengubah sudut pandang orang lain
terhadapnya
Dan menatap Pak Hari Darmawan, saya memilih melihat dari
sudut pandang saya. Bukan postur tubuhnya yang biasa saja, dan bukan usianya
yang telah senja. Juga bukan harta kekayaannya yang berlimpah dan kerajaan
bisnisnya yang mengakar dan melegenda di seluruh penjuru yang menjadikan kami
memberikan respect dan apresiasi tertinggi.
Saya melihat beliau adalah sesosok pribadi yang berkualitas
tinggi. Seorang anak manusia yang tidak hanya tahan banting, berjiwa pejuang
dalam menaklukkan kerasnya kehidupan, menyelesaikan satu demi satu persoalan
hidup yang tingkat kesulitannya selalu mengikuti kemampuan seseorang dalam
memecahkannya, lalu muncul sebagai pemenang.
Di saat orang lain melihat beliau telah berada di titik puncak
kehidupannya, ternyata justrukebahagiaan hidup adalah kesederhanaan dan
kebersahajaan. Ayunan langkah melanjutkan perjuangan untuk
sebuah pengabdian adalah pilihan terbaik di usia senja.
Melihat jalan hidup beliau, menjadi sebuah renungan untuk kita yang berjalan di belakangnya.Sudut pandang apa yang sedang kita bangun bagi diri dan orang lain hari ini? Catatan apa yang akan kita goreskan untuk mereka yang ada di belakang kita saat ini?