Meningkatkan Simpati Melalui Public Speaking
Kemuliaan manusia terletak pada pikirannya –
Ucapan adalah hasil pikiran – dengan menyelaraskan 3 V (Visual, Vocal dan
Verbal) maka pemilih bersimpati pada kandidat, kemampuan mengelola massa melalui tayangan
televisi, sesi tatap muka indoor/outdoor, serta lobi dan/atau apel besar-besaran di
tempat terbuka, menjadi makin bernilai bagi kemenangan seorang kandidat. Setiap
menit penggalangan massa menentukan hasil pemilihan suara.
Apakah 3 V itu ? bagaimana menyelaraskannya ?
Materi yang dirancang khusus untuk melatih dan membina sumber daya manusia (SDM) tim
pemenangan kampanye agar memiliki kemampuan public speaking yang hebat. Materi
komunikasi massa, persuasi massa, teknik vokal, dan teknik verbal akan
diajarkan dalam kegiatan ini.
V yang pertama adalah Vocal, dapat
berpengaruh 38 % terhadap kesuksesan orang berbicara, banyak diantara audiens
salah persepsi, tidak mengerti dan mengabaikan apa yang sedang diucapkan oleh
orator, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melatih Vocal, diantaranya :
1.
Intonasi (intonation) –nada suara, irama
bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata.
2.
Aksentuasi (accentuation) atau logat, dialek.
Lakukan
stressing pada kata-kata tertentu yang dianggap penting.
3.
Kecepatan (speed). Jangan bicara terlalu
cepat.
4.
Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan
pengucapan kata-kata; pelafalan kata (pronounciation).
5.
Infleksi – lagu kalimat, perubahan nada suara;
hindari pengucapan yang sama bagi setiap kata. Infleksi naik (go up)
menunjukkan adanya lanjutan, menurun (go down) tunjukkan akhir kalimat.
Sedangkan V yang kedua adalah Visual atau
Gesture pengaruhnya 55 % terhadap
kesuksesan berbicara, kesan pertama akan muncul pada saat seseorang melihat apa
yang dilihat, beberapa hal yang perlu lakukan untuk memunculkan Visual secara
alami dilakukan dari hati yang tulus, adalah :
1.
Alami, spontan, wajar, tidak dibuat-buat.
2.
Penuh, tidak sepotong-sepotong, tidak ragu.
3.
Sesuai dengan kata-kata.
4.
Gunakan untuk penekanan pada poin penting,
5.
Jangan berlebihan. Less is more!
6.
The most important gesture: to SMILE!
7.
Gerakan tubuh meliputi: ekspresi wajah, gerakan tangan, lengan, bahu,
mulut atau bibir, gerakan hidung, kepala, badan, kaki.
8.
Setiap gerakan mengandung tiga bagian: Pendekatan (The Approach)
–Tubuh siap untuk bergerak; Gerakan (The Stroke) – gerakan tubuh itu
sendiri; dan Kembali (The Return)
– kembali ke posisi semula atau keadaan normal.
9.
Variatif, jangan monoton. Misalnya terus-menerus
mengepalkan jari, tangan di atas.
10.
Jangan melalukan gerakan tubuh yang tidak bermakna
atau tidak mendukung pembicaraan seperti: memegang kerah baju, mempermainkan
mike, meremas-remas jari, dan menggaruk-garuk kepala.
11.
Makin besar jumlah hadirin, kian besar dan lambat
gerakan tubuh yang kita lakukan. Jika kita berbicara di depan hadirin dalam
jumlah kecil, atau di videoconferencing, atau di televisi, lakukan
gerakan tubuh alakadarnya (smaller gestures).
Untuk Verbal atau V yang ke tiga, anehnya
sangat diperhatikan masih dianggap paling penting padahal pengaruhnya hanya 7
% pada pra pelaksanaan biasanya
disibukan oleh persiapan naskah/teks ajaibnya lagi naskah yang hanya berfungsi
sebagai petunjuk malahan dijadikan acuan orang untuk berbicara sehingga,
ucapannya tidak meleset dari apa yang tuliskan dalam naskah tersebut.
Artikel yang singkat ini disarikan pada
saat pemberian materi untuk Sekretariat Jenderal DPR-RI yang langsung dibawakan
oleh Isharyadi,SH,CI atau yang biasa disapa Sis.