Laman

REVIEW FILOSOFI KOMUNIKASI


REVIEW COMMUNICATION MODEL IN PHILOSOPY
REVIEW AND COMMENTARY.

By : Isharyadi
Ilmu Filosofi menjadi fundamental terhadap terbentuknya teori teori ilmu komunikasi, penggunaan teori, macam logika dan macam – macam metode untuk diterapkan dalam penelitian tergantung pada pilihan atas ketiga pertanyaan filsafat :
  1.  Ontologi : asumsi tentang hakekat realitas dan apa yang harus atau penting untuk dipelajari atau diteliti,
  2.  Epistemologi : asumsi tentang bagaimana peneliti melihat dunia, bagaimana hubungan antara yang meneliti dan diteliti – subyektif dan obyektif dan
  3.  Aksiologi : asumsi tentang nilai dalam teori dan riset teori.
  4. Atau dalam aplikasinya dikenal juga dengan mayor divisi pilosofi : metaphysic, epistemologi, logic dan axiologi sebagai model yang digunakan dalam ilmu komunikasi : penomena, semiology, analisa konsep dan teori kritikal.
Tradisi besar komunikasi, Human Science atau filsafat sosial tidak sejalan dengan  “Natural Science” atau physical science atau filsafat  Positif dimana sebagai obyeknya adalah Alam (air, udara, tanah, dan api) dimana oleh Augus Comte disebut dengan Filsafat fositif tidak dapat dikritik atau di konstruktif, lain halnya jika obyeknya adalah manusia maka ia disebut sebagai filsafat sosial karena manusia memiliki respon yang berbeda pada saat diberikan umpan, maka disebut filsafat sosial “kebolehjadian”, sedangkan filsafat positif disebut dengan “Kepastian” karena respon yang dihasilkan sama. Model komunikasi pada umumnya menganut 3 paradigma ilmu sosial, termasuk ilmu komunikasi :

1.    Pendekatan positivistik atau klasik atau empirik meyakini bahwa kebenaran itu bersifat obyektif, sebagai contoh : Gejala Demam berdarah meningkat pada bulan februari pendekata positivistik mengatakan “februari musim hujan, sehingga jika hujan pasti banyak nyamuk”, atau genangan air penyebab banyaknya nyamuk.
2.    Pendekatan interpretive atau hermeneutic atau konstruktivistik, meyakini bahwa kebenaran bersifat subjektif, sebagai contoh : masih dengan kasus yang sama pada pendektan positivistik, jika menggunakan pendekatan konstruktivistik “social meaningfull action”, “orang males bergerak jadi kena Demam Berdarah”, orang terkena Demam Berdarah karena daya tahan tubuhnya melemah atau karena musim hujan, asupan gizi kurang mudah sekali terkena penyakit.
3.    Pendekatan kritikal, meyakini bahwa kebenaran atau ilmu itu tidak terlepas dari ideologi berbeda dengan pendekatan kritikal “dimana ada kebenaran semu dibalik sesuatu yang wajar” sebagai contoh : “kenapa selalu bulan februari meningkatnya pengidap demam berdarah,  apa karena setiap bulan maret diciptakan vaksin menyembuhkan demam berdarah, “ atau dengan pertanyaan pertanyaan yang mencari sebab akibat dari munculnya situasi tertentu.

THEORY CONTRUCTION AND PHILOSPHY

Teori berkembangnya ilmu pengetahuan.
Untuk menjadi Ilmu pengetahuan, harus melalui tahapan sebagai berikut :
1.    Scientifik Revolution terlahir dari pengetahuan yang terjadi pada alam sekitar, mahluk sosial yang kemudian hal tersebut berkembang menjadi mitos secara budaya, sosial, pengetahuan alam,
2.    Paradigma A/B melalui pendekatan positivistif, konstruktif dan kritikal yang kesemuanya dapat diterima secara logika, rasional melalui teori, kemudian
3.    Normal Science pengetahuan tersebut dapat diterima atau tidak dapat menjadi paham atau tidak melalui tahapan :
a.    Teori : pernyataan umum tentang sesuatu “semakin tinggi kepuasan konsumen semakin loyal terhadap suatu produk.
b.    Proses : bagaimana teori tersebut dapat berperan dalam perkembangnya.
c.    Sosial : bagaimana respon sosial dalam proses penerapan teori apakah masyarakat melakukan yang sama sesuai dengan teori yang berlaku.
d.    Simbol : apakah dapat disimbolkan dalam bentuk tulisan, gambar, suara tertentu, contohnya  : orang yang berkacamata biasanya pandai, orang kaya itu pasti punya mobil, untuk menyatakan rasa cinta diwakili dengan bunga.
e.    Makna : bagaimana simbol itu kemudian dimaknai sesuai dengan keinginannya
f.     Lingkungan bagaimana berperan menguatkan makna tersebut.
4.    Anomalis : dalam proses ini terjadi ketidakpuasan pada teori, sehingga muncullah teori baru yang mematahkan teori sebelumnya biasanya terjadi karena perubahan teknologi komunikasi sebagai contoh : Orang yang menguasai media maka ia akan terkenal, sekarang tidak orang yang menguasai media sosial ia akan dikenal, pergeseran iklan capres dari TV Ke media sosial.
5.    Crisis : teori mengalami krisis, sehingga tiada teori yang abadi, karena manusia mengalami revolusi selalu mengamati dan memaknai perubahan.

MAJOR DIVISION OF PHILOSOPHIC ANALYSIS
Displin ilmu filsafat selalau menjadi dasar berfikir dari keilmuan lainnya, guna menjawab pertanyaan : Apa yang harus saya lakukan untuk mengetahuinya ? bagaimana saya melakukannya ? apakah saya yakin ? dan apakah saya benar ? untuk mengetahuinya dibutuhkan formula yang sistematis untuk study metaphysic, epistemologi, logika dan aksiologi untuk membuat tanda- tanda yang disebut aribtrar.
Metaphysics berkenaan dengan ilmu alam dan ilmu pasti, yang membahas mengenai :
1.    Hubungan antara alam dengan manusia,
2.    Alam dan bukti ilmu sebab akibat, peraturan dan kebiasaan – kebiasaan
3.    Pilihan penyelesaian, spesifikasinya dan kebebaasan perbedaan antar hubungan manusia.
Banyak simbol – simbol yang dihadirkan mewakili Komunikasi verbal sehingga terbentuk  persepsi atau komunikasi transedental atau intra komunikasi, faktor yang membangunnya adalah Stock of Knowledge dan Field of Experience dengan pendekatan yang berbeda baik melalui paradigma positivistik, konstruktif atau kritikal, agar terbangun makna biasanya disimbolkan dalam simbol interaksi, sedangkan persepsi bisa ditangkap oleh panca indra disebut Fenomena atau sesuatu yang tidak tertangkap oleh pancar indra yang disebut nomena.



eksisna

About eksisna

Komitmen, pengetahuan, pengalaman dan kepedulian kami siap memfasilitasi demi tercapainya tujuan dari tiap-tiap individu yang mempercayakan kepada kami.

Subscribe to this Blog via Email :