Expectancy Violation
Theory - inter communication tehnique
Percakapan merupakan hal biasa yang
kita lakukan sehari-hari. Dari percakapan tersebut kita dapat melihat bagaimana
percakapan dapat membentuk relasi dan konflik sosial. Menurut Little John (215:2009)
dalam teori komunikasi percakapan memiliki makna khusus. Percakapan adalah
sebuah rangkaian interaksi dengan awal dan akhir,pergantian giliran yang jelas
serta beberapa maksud dan tujuan.Percakapan juga diatur oleh
aturan-aturan,mereka memiliki hubungan tampilan dan struktur serta
makna.Percakapan meliputi semua jenis interaksi, termasuk pembicaraan
sosial,upaya pemecahan masalah,peristiwa konflik,pemberian kasih sayang dan
jenis wacana lain dimana pelaku komunikasi menggunakan bahasa komunikasi non
verbal untuk berkomunikasi.
Komunikasi non verbal adalah setiap
informasi atau emosi dikomunikasikan tanpa menggunakan kata-kata atau non
linguistik (Budyatna,Ganiem;110:2011). Fungsi dari komunikasi non verbal menurut
Verderber dalam Budyatna dan Ganiem
adalah:
a. Melengkapi Informasi
b. Mengatur interaksi
c. Mengekspresikan atau menyembunyikan emosi dan
perasaan
d. Menyajikan sebuah citra
e. Memperlihatkan kekuasaan dan kendali.
Bentuk komunikasi non verbal menurut
(Budyatna,Ganiem;125-137:2011) adalah:
a.
Kinesick
terdiri dari Kontak mata, Ekspresi
wajah,emosi,Gerak Isyarat,sikap badan,dan Sentuhan.
b. Paralanguage terdiri dari Pitch (tinggi rendahnya
nada vokal),Volume,kecepatan,dan kualitas.
c.
Gangguan
Vokal
d. Penggunaan ruang terdiri dari Proksemik,
wilayah,dan artefak.
Dari beberapa bentuk komunikasi non
verbal tersebut kita bisa melihat bagaimana reaksi orang ketika percakapan
dimulai atau ketika orang mulai berbicara. Tunggu beberapa saat dan perhatikan
bagaimana mereka berinteraksi, kita dapat melihat bagaimana gesture tubuh dan
reaksi-reaksi yang terjadi dimana setiap individu menggunakan banyak perilaku
non verbal seperti kontak mata, sikap tubuh dan orientasi tubuh untuk saling
berinteraksi.Apa yang dilihat adalah sebuah proses dinamis dari adaptasi
interpersonal.
Litle John membagi peta/Bab Teori
Pelaku komunikasi (Percakapan) dalam tabel di bawah ini
Dalam tabel diatas Expectancy Violation Theory masuk ke dalam teori-teori sosiopsikologis yang berfokus pada pengenalan
variabel-variabelyang mempengaruhi perilaku kita dalam berinteraksi.Teori teori
yang ada di dalam tabel teori sosiopsikologis tersebut menjelaskan bagaimana
kita beradaptasi menyesuaikan perilaku
kita dengan orang lain,bagaimana dan kapan perilaku kita mulai terbagi dan apa
yang terjadi ketika dugaan kita dilanggar serta bagaimana kita dapat mendeteksi
kebohongan yang berdasarkan pada perilaku orang lain.
2.Pembahasan
Expectacy Violation Theory / EVT didasarkan pada penelitian dari Jude Burgoon pada tahun 1978. pada mulanya teori ini disebut
dengan Teori Pelanggaran Harapan Nonverbal (Nonverbal Expectancy Violations
Theory). Tetapi kemudian Bargoon menghapus kata nonverbal karena sekarang
teori-teori ini juga mencakup isu-isu di luar area komunikasi nonverbal. Menurut Little John,225:2009, Burgon
menelusuri cara manusia bereaksi ketika dugaan mereka menyimpang. Menurut teori
ini kita memiliki dugaan tentang perilaku orang lain berdasarkan norma sosial
maupun pengalaman kita sebelumnya dengan oranag lain dan situasi dimana
perilaku tersebut terjadi. Dugaan ini dapat melibatkan hampir semua perilaku
non verbal,misalnya kontak mata,jarak dan sudut tubuh.
Sedangkan menurut West & Turner, 2008 : 154, teori pelanggaran harapan menjelaskan bahwa orang
memiliki harapan mengenai perilaku nonverbal orang lain. Perubahan tak
terduga yang terjadi dalam jarak perbincangan antara para komunikator dapat
menimbulkan suatu perasaan tidak nyaman atau bahkan rasa marah dan sering kali
ambigu. Teori ini mengintegrasikan kejadian-kejadian khusus dari komunikasi
nonverbal : yaitu, ruang personal dan harapan orang akan jarak ketika
perbincangan terjadi.
Dikutip dari tulisan
Griffin (84:2003) mengenai Expectation Violation theory yang merupakan konsep dari judge Burgoon.
Pada awal karir mengajar saya berpikir mengenai pembicaraannya di ruang kelas
dengan 4 orang mahasiswa keempatnya mengajukan permintaan dan saya merasa heran
kenapa saya menyetujui dua permintaan pertama dan menolak dua permintaan yang
terakhir.
- Andre
menghendaki dukungan dalam usahanya untuk mendapatkan beasiswa program
pascasarjana dan saya menyanggupinya
- Dawn
mengundang untuk makan siang bersamanya besok dan saya menyanggupinya
- Belinda
meminta untuk membantunya membuat karya tulis yang merupakan tugas dari
profesor lain dan saya menolaknya
- Charli
menganjurkan untuk bermain polo air bersama orang-orang di sekitar rumah
charli dan saya menolaknya
Saya membayangkan keempat
mahasiswa ini mengajukan permintaan mereka masing-masing dari jarak yang
menyebabkan saya menganggapnya sebagai hal yang tidak tepat. Andre benar-benar
berdiri di muka saya kurang dari jarak satu kaki,belinda dalam jarak dua kaki
dan telah melanggar personal space saya tetapi tidak terlalu sedangkan Carli
berdiri dengan jarak kuranbg lebih tujuh kaki atau sekitar dua meter lebih
sedikit dan Dawn berdiri dari jarak kurang lebih dua puluh lima kaki atau
sekitar delapan meter. Masing-masing jarak percakapan terlihat aneh bagi saya
dan keempatnya telah melanggar harapan saya mengenai jarak antar pribadi yang
tepat.
Sumber gambar: Griffin,85:2003
Contoh lain menurut Little john (226,2009)
Bayangkan bahwa anda baru saja diperkenalkan
dengan orang baru yang menarik,kemudian mulai mengobrol apa saja. Tiba-tiba
anda sadar bahwa orang ini berdiri sangat dekat dengan anda anda mencoba mundur
tetapi orang tersebut terus mendekat . kecenderungan pertama anda menafsirkan
perilaku ini dan menilainya.anda mungkin menafsirkan ini sebagai ajakan.jika
anda menyukai orang ini anda mungkin akan menilai gerakan ini sebagai sesuatu
yang baik.
HUBUNGAN
RUANG
Ilmu yang mempelajari tentang
penggunaan ruang seseorang disebut sebagai proksemik. Burgoon berpendapat bahwa manusia memiliki dua
kebutuhan yang saling bertarung, yaitu: afiliasi dan ruang pribadi. Ruang
personal ialah sebuah ruang tidak kelihatan dan dapat berubah-ubah yang
melingkupi seseorang, yang menunjukkan jarak yang dipilih untuk diambil oleh
seseorang terhadap
orang lain. Menurut West &
Turner, 2008 : 155, Proksemik membahas cara seseorang
menggunakan ruang dalam percakapan mereka dan juga perpepsi orang lain
akan penggunaan ruang. Banyak orang menganggap hubungan ruang yang ada antara
komunikator sebagai sesuatu yang sewajarnya, tetapi sebagaimananya di simpulkan
oleh Mark knapp dan judiht hall (2002), penggunaan ruang seseorang dapat
mempengaruhi makna dan pesan. Ruang-ruang telah menarik monat penelitiin untuk
interpretasi dari pelanggaran ruang. Bugroon (1978) mulai dari sebuah premis
bahwa manusia memiliki dua kebutuhan yang saling bertarung afiliasi dan ruang
pribadi ruang personal(personal space), menurut yang melingkupi seseorang
yang menunjukkan jarak yang di pilih untuk di ambil oleh seseorang bahwa
manusia senangtiasa memiliki keinginan untuk dekat dengan orang lain
tetapi juga realitis bagi banyak dari kita. Sedikit orang dapat hidup
dalam keterasingan dan walaupun demikian, sering kali orang-orang membutuhkan
privasi
Dalam usahanya menggunakan ruang,
terdapat empat zona Proksemik yaitu:
- Jarak Intim
Merupakan zona yang
mencakup perilaku yang ada pada jarak 0-18 Inchi. Dapat terjadi pada dua
individu yang memiliki kedekatan antara satu dengan yang lain.
Contoh: Hubungan antara
suami istri mereka seringkali menciptakan zona keintiman melalui sentuhanhingga
mengamati wajah pasangan.
jika jarak ini terjadi
pada individu yang tidak memiliki kedekatan maka mereka akan berusaha untuk
mengalihkan perhatian dari jarak intim yang tercipta contohnya suasana di lift
atau di kereta yang penuh sesak maka masing-masing individu akan berusaha untuk
mengalihkan jarak intim dengan melihat HP,memainkan kancing,menghindarkan
pandangan dll
- Jarak Personal
Merupakan zona yang
mencakup perilaku yang terdapat pada area yang berkisar 18 inchi atau 46cm
sampai 4 kaki atau 1,2 meter. Perilaku dalam jarak personal ini seperti
bergandengan tangan sampai menjaga jarak dengan orang sejauh panjang lengan.
Jarak ini dapat kita temui dalam kehidupan bersama keluarga dan teman-teman
- Jarak Sosial
Jarak sosial berkisar
antara 4-12 kaki (1,2m-3,6m) Contoh dari jarak ini adalah percakapan antar
rekan kerja satu kantor
- Jarak Publik
Jarak yang melampaui 12
kaki atau 3,7 meter dan selebihnya.Titik terdekat dari jarak publik biasanya
digunakan untuk diskusi formal antara guru dan siswa.dalam jarak publik ini
kita sulit untuk membaca ekspresi wajah orang lain
KEWILAYAHAN
kewilayahan (territoriality), atau kepemilikan seseorang
terhadap suatu area atau benda. Sering kali, kita mengkaliam ruang atau area
tertentu yang ingin kita lindungi atau pertahankan. orang memutuskan apakan
mereka ingin mendirikan pagar, memasang papan nama, atau menentukan suatu
tempat sebagai milik mereka. Ada tiga jenis wilayah : primer, sekunder, dan
public (Altman, 1975 ; Lyman & Scoot. 1990).
- Wilayah primer (primary Territories) merupakan
wilayah eksklusif seseorang. Contohnya, ruang kerja seseorang atau
computer adalah wilayah primer. Bahkan, biasanya orang memasang nama
mereka pada wilayah primer mereka untuk lebih menekankan
wilayah kepemilikan atas wilayah tersebut
- Wilyah sekunder (secondary territories)
menunjukkan hubungan personal
seseorang dengan sebuah area atau benda. Wilayah sekunder tdak eksklusif
kepada satu orang saja, tetapi orang tersebut merasakan hubungan khusus dengan
wilayah itu. Contohnya, banyak mahasiswa pasca sarajana merasakan bahwa
perpustakaan kampus adalah wilayah sekunder mereka, mereka tidak bangunannya,
tetapi mereka sering kalimenggunakan ruang yang ada di dalam bangunan tersebut.
- Wilayah publik (public territories)
Tidak melibatkan suatu afiliasi personal dan
termasuk area-area yang terbuka bagi semua orang, misalnya, pantai,
taman, bioskop dan transportasi umum. Kewilayahan seringkali diikuti dengan
pencegahan reaksi (knapp & Hall, 2002). Maksudnya, orang akan berusaha
untuk mencegah anda memasuki wilayah mereka atau akan memberikan respon begitu
wilayah mereka dilanggar. Beberapa geng menggunakan penanda wilayah untuk
mencegah geng lain melanggar wilayah kekuasaan mereka. Knapp & Hall melihat
bahwa jika suatu pencegahan tidak berfungsi dalam mempertahankan wilayah
seseorang, orang itu mungkin akan akan bereaksi dengan cara tertentu, termasuk
menjadi tertantang secara fisik maupun kognitif.
Singkatnmya,
manusia biasanya menandai wilayah mereka dengan empat cara : menandai (
menandai wilayah kita) , melabeli (memberikan symbol untuk identifikasi),
menggunakan tanda atau gambar yang mengancam ( menunjukkan penampilan dan
perilaku agresif), dan menduduki ( mengambil tempat terlebih dahulu dan tinggal
di sana untuk waktu yang paling lama dari orang lain ( Knap, 1978). Diskusi
mendalam kita mengenai ruang relevan dengan teori pelanggaran harapan tidak
hanya karena teori ini berakar pada proksemik, tetapi juga karena hal tersebut
memiliki aplikasi langsung dengan jarak-jarak yang sebelumnya didiskusikan. EVT
berasumsi bahwa orang akan bereaksi tergadap pelanggaran akan ruang.
Hingga titik ini harapan kita akan perilaku orang lain akan bervariasi dari
jarak tertentu ke jarak lainnya. Maksudnya, orang memiliki perasaan dimana
orang lain seharusnya berada di dalam sebuah percakapan ( West & Turner,
2008 : 157-158).
ASUMSI EXPECTANCY VIOLATION THEORY
Teori pelanggaran harapan berakar pada
bagaimana pesan-pesan ditampilkan pada orang lain dan jenis-jenis perilaku yang
dipilih orang lain dalam sebuah percakapan. Selain itu, terdapat tiga
asumsi yang menuntun teori ini:
- Harapan mendorong terjadinya
interaksi antar manusia
Asumsi ini menyatakan bahwa orang memiliki harapan dalam
interaksinya dengan orang lain. Dengan kata lain, harapan mendorong terjadinya
interaksi. Harapan (expectancy) dapat diartikan
sebagai pemikiran dan perilaku yang diantipasi dan disetujui dalam percakapan
dengan orang lain. Oleh karenanya termasuk didalam harapan ini adalah perilaku
verbal dan nonverbal seseorang.
Judee Burgoon dan Jerold hale (1988)
menyatakan bahwa ada dua jenis harapan : prainteraksional dan
interaksional.
Harapan prainteraksional (pre-interactional expectation)
mencakup jenis pengetahuan dan keahlian interaksional yang yang dimiliki oleh
komunikator sebelum ia memasuki sebuah percakapan. Orang tidak selalu
mengetahui apa yang dibutuhkan untuk memasuki dan mempertahankan sebuah
percakapan. Beberapa pembicara adalah orang yang sangat argumentatif, sementara
yang lainnya sangat pasif. Kebanyakan orang tidak mengharapkan untuk melihat
perilaku yang seekstrim itu didalam pembicaraan mereka dengan orang lain.
Harapan interaksional (interactional expectation) merujuk pada kemampuan seseorang untuk
menjalankan interaksi itu sendiri. Kebanyakan orang mengharapkan orang lain
untuk menjaga jarak sewajarnya dalam sebuah percakapan. Terlebih lagi, dalam
berkomunikasi dengan orang lain, sikap-sikap mendengarkan seperti kontak mata
yang lama sering kali diharapkan. Beberapa perilaku ini dan masih banyak yang
lainnya sangat penting untuk dipertimbangkan ketika kita mempelajari peranan
harapan sebelum dan selama interaksi berlangsung.
- Harapan Terhadap perilaku manusia dipelajari
orang mempelajari harapannya melalui
budaya secara luas dan juga individu-individu dalam budaya tersebut.
Misalnya, budaya Amerika mengajarkan
kita bahwa hubungan antara profesor dan mahasiswa didasari rasa hormat
profesional. Walaupun tidak disebutkan secara gamblang dalam hampir semua ruang
kuliah, para profesor memiliki status sosial yang lebih besar dibandingkan
mahasiswa, dan karenanya harapan-harapan tertentu muncul di dalam hubungan
mereka dengan mahasiswa. Contohnya, kita mengharapkan dosen memiliki banyak
pengetahuan mengenai bahan perkuliahan , untuk menjelaskannya dengan baik
kepada mahasiswa , dan untuk selalu ada bagi mahasiswa untuk membantu mereka
jika mereka masih bingung akan suatu pokok bahasan. Kita juga mengarapkan
profesor untuk menggunakan sentuhan dengan berhati-hati , karena
mahasiswa wanita dan pria memilik respons yang berbeda terhadap sentuhan dari
profesor mereka (lannutti,laliker&hale,2001)
dalam buku west & Turner,2008:158-159
- Orang membuat prediksi mengenai perilaku
non verbal
orang membuat
prediksi mengenai perilaku nonverbal orang lain. Judee Burgoon dan Joseph
walter (1990) memperluas pemahaman awal EVT melalui ruang personal ke area-area
lain dalam komunikasi nonverbal , termasuk sentuhan dan postur. Mereka
menyatakan bahwa keatraktifan orang lain memengaruhi evaluasi akan
harapan. Dalam percakapan, orang tidak hanya sekedar memberikan perhatian pada
apa yang dikatakan oleh orang lain. Perilaku nonverbal memengaruhi percakapan,
dan perilaku ini mendorong orang lain untuk membuat prediksi (West & Turner,
2008 : 160).
Contoh untuk
menjelaskan asumsi ini lebih jauh yaitu misalnya seseorang yang menurut anda
menarik mulai mengadakan kontak mata langsung dengan anda disebuah toko.
Awalnya anda mungkin akan merasa sedikit aneh dengan tatapan yang berkepanjangan
ini. akan tetapi, karena anda merasa tertarik dengan orang ini, kerikuhan yang
muncul segera berganti menjadi rasa nyaman. Bahkan, anda mungkiin akan mulai
menduga bahwa orang itu juga tertarik kepada anda karna anda melihat
berkurangnya jarak fisik diantara anda berdua.
Contoh ini
menggambarkan fakta bahwa anda sedang membuat prediksi (yaitu orang itu
tertatik kepada anda) berdasarkan perilaku nonverbalnya (kontak mata dan ruang
personal). Sebelum anda mulai memercayai dugaan anda akan adanya ketertarikan ,
ingatlah bahwa reaksi anda dapat menjadi salah sama sekali. Tanpa memerhatikan
tingkat percaya diri anda, komunikasi nonverbal sering kali ambigu dan dapat
menimbulkan banyak interpretasi
KONSEP INTI/KONSEP KUNCI EXPECTANCY VIOLATION THEORY
- Harapan
Harapan (expectancy) dapat diartikan sebagai
pemikiran dan perilaku yang diantipasi dan disetujui dalam percakapan dengan
orang lain. Oleh karenanya termasuk didalam harapan ini adalah perilaku verbal
dan nonverbal seseorang.
Harapan
- Valensi Penghargaan/imbalan Komunikator
Valensi penghargaan komunikator
adalah jumlah dari karakteristik-karakteristik positif dan negatif dari seorang
dan potensi bagi orang itu untuk memberikan penghargaan atau hukuman.
Burgoon, Deborah Coker dan Ray Coker
melihat bahwa tidak semua pelanggaran atas perilku yang diharapkan menimbulkan
persepsi negative. Dalam kasus-kasus dimana perilaku bersifat ambigu atau
menimbulkan banyak interpretasi, tindakan yang dilakukan oleh komunikator
dengan tingkat penghargaan tinggi dapat menimbulkan makna positif sementara
tindakan yang dilakukan dengan tingkat penghargaan rendah dapat menimbulkan
makna negative.Valensi penghargaan komunikator adalah potensi yang dimiliki
orang baik unutk memberikan penghargaan maupun memberikan hukuman dalam
percakapan dan dapat membawa karakteristik positif maupun negative dalam sebuah
interaksi. Menurut teori pelanggaran harapan, interpretasi terhadap pelanggaran
seringkali bergantung pada komunikator serta nilai-nilai yang mereka miliki
(West & Turner, 2008 : 161)
Communicator Reward Valence adalah
unsur yang ketiga yang mempengaruhi reaksi kita. Sifat alami hubungan antara
komunikator mempengaruhi bagaimana mereka (terutama penerima) merasakan tentang
pelanggaran harapan. Jika kita “menyukai” sumber dari pelanggaran ( atau jika
pelanggar adalah seseorang yang memiliki status yang tinggi, kredibilitas yang
tinggi, atau secara fisik menarik), kita boleh menghargai perlakuan yang unik
tersebut. Bagaimanapun, jika kita ” tidak menyukai” sumber, kita lebih sedikit
berkeinginan memaklumi perilaku nonverbal yang tidak menepati norma-norma sosial;
kita memandang pelanggaran secara negative (Infante,2003:178)
Dengan kata lain jika kita menyukai
orang yang melanggar tersebut, kita tidak akan terfokus pada pelanggaran yang
dibuatnya, justru kita cenderung berharap agar orang tersebut tidak mematuhi norma-norma
yang berlaku. Sebaliknya bila orang yang melanggar tersebut adalah orang yang
tidak kita sukai, maka kita akan terfokus pada pelanggaran atau kesalahannya
dan berharap orang tersebut mematuhi atau tidak melanggar norma-norma sosial
yang berlaku
NEV Theory mengusulkan sebagai fakta
bahwa hal tersebut tidak hanya sesuatu pelanggaran perilaku nonverbal dan
reaksi kepada nya. Sebagai ganti (nya), NEV Theory berargumen bahwa siapa yang
melakukan berbagai hal pelanggaran masi harus dikelompokkan dalam rangka
menentukan apakah suatu pelanggaran akan dilihat sebagai negatif atau positif.
Tidak sama dengan model interaksi nonverbal lainnya seperti teori penimbulan
pertentangan/discrepancy arousal theory ( lihat Lepoire & Burgoon, 1994),
NEV Theory meramalkan bahkan suatu “pelanggaran yang ekstrim dari suatu
harapan” boleh jadi dipandang secara positif jika itu dilakukan oleh
komunikator yang mendapat penghargaan tinggi (Burgoon & Hale, 1988, hal.63)
dalam buku Infante,
(2003:1790)
Yang termasuk dalam valensi imbalan/penghargaan komunikator:
- Rangsangan
Penyimpangan, atau pelanggaran ini,
memiliki apa yang disebut sebagai “nilai rangsangan” (Burgoon, 1978 : 133).
Maksudnya, ketika harapan seseorang dilanggar, minat atau perhatian orang
tersebut akan dirangsang, sehingga ia akan menggunakan mekanisme tertentu untuk
menghadapi pelanggaran yang terjadi. Ketika rangsangan (arousal) terjadi minat atau
perhatian seseorang terhadap penyimpangan akan meningkat dan perhatian terhadap
pesan akan berkurang sementara perhatian pada sumber rangsangan akan meningkat
(LaPoire dan Burgoon, 1996). Burgoon dan Hale (1988) kemudian menyebut hal ini
“kesiagaan mental” atau “respons yang berorientasi” dimana perhatian dialihkan
pada sumber penyimpangan. Seseorang dapat terangsang secara kognitif maupun
fisik. Rangsangan
kognitif (cognitive
arousal) adalah kesiagaan atau orientasi terhadap pelanggaran. Ketika kita
terangsang secara kognitif, indera intuitif kita meningkat. Rangsangan fisik (physical arousal) mencakup
perilaku-perilaku yang digunakan komunikator dalam sebuah interaksi, seperti
keluar dari jarak pembicaraan yang membuat tidak nyaman, menyesuaikan pandangan
selama interaksi berlangsung, dan seterusnya.
- Batas ancaman
jarak diinterpretasikan sebagai
pernyataan mengancam dari seorang komunikator. Orang dapat saja memberikan
penghargaan maupun hukuman terhadap sebuah ancaman. Burgoon mencapai kesimpulan
ini dengan mempelajari penelitian terhadap kesukaan dan ketertarikan.
Penelitian ini menyatakan bahwa jarak dekat digunakan untuk orang-orang yang
kita suka atau kepada siapa kita tertarik. Beberapa orang tidak masalah ketika
orang berdiri dekat dengan mereka; batas ancaman mereka, karenanya tinggi.
Beberapa menjadi tidak nyaman ketika orang berdiri terlalu dekat dengan mereka;bagi
mereka, batas ancamannya rendah. Jadi, misalkan saja Anda tertarik pada
seseorang yang selalu Anda temui di Starbucks tiap pagi, batas ancaman
memungkinkan akan tinggi saat ia berbicara dengan Anda dan makin mendekat pada
Anda ketika pembicaraan berlanjut lebih jauh. Dalam interaksi yang sama, Anda
mungkin akan menemukan bahwa orang ini bukanlah orang yang ingin Anda ajak
berteman lebih jauh, dan batas ancaman Anda akan menjadi semakin kecil. Burgoon
melihat bahwa ukuran batas didasarkan pada bagaimana kita memandang pelaku
ancaman, yang telah dibahas sebagai valensi penghargaan komunikator. Begitu
pelanggaran terjadi, yang telah dibahas sebagai valensi penghargaan
komunikator. Begitu pelanggaran terjadi, kita lagi-lagi akan
menginterpretasikan pelanggaran tersebut. Walaupun Burgoon kemudian memutuskan
bahwa batas ancaman tidak selalu diasosiasikan dengan lawan bicara, konsep ini
merupakan konsep yang penting untuk dipikirkan ketika Anda sedang berusaha
memahami EVT
- Valensi
Pelanggaran
Ketika mereka berbicara dengan orang
lain mereka memiliki harapan, harapan yang didasarkan dari norma sosial lawan
bicaranya. Namun ketika harapan dilanggar orang mengevaluasi langgarang
tersebut berdasarkan sebuah valensi. Valensi
Pelanggaran (Violation
Valance)merujuk pada penilaian positif atau negati dari sebuah perilaku
yang tidak terduga. Valensi pelanggaran sangat berbeda dengan Valensi
penghargaan Komunikator. Ketika kita menggunakan valensi penghargaan
komunikator. Valensipelanggaran, sebaliknya, berfokus pada penyimpangan itu
sendiri. Valensi pelanggaran melibatkan pemahaman suatu pelanggaran melalui
interpretasi dan evaluasi singkatnya para komunikator berusaha untuk
menginterpretasikan makna dari sebuah pelanggaran dan memutuskan apakah mereka
menyukainya atau tidak. Burgoon dan kolega-koleganya mengingatkan kita untuk
berhati-hati, karena tidak semua pelanggaran dapat terjadi dengan jelas, dan
sebagai akibatnya kita menggunakan valensi penghargaan komunikator. Jika sebuah
pelanggaran bersifat ambigu atau menimbulkan banyak interpretasi, EVT
memprediksikan bahwa komunikator akan mempengaruhi bagaimana pelanggaran
dievaluasi dan diinterpretasi. Komunikator menginterpretasikan
pelanggaaran menggunakan valensi penghargaan komunikator, jika orang
tersebut adalah orang yang kita sukai maka kita akan mengevaluasi pelanggaran
secara positif. Dan sebaliknya jika dengan orang yang tidak kita sukai maka
kita akan memandang pelanggaran tersebut dengan negative (West & Turner, 2008 : 164).
KRITIK TERHADAP TEORI
a. Ruang Lingkup
Sekilas ruang lingkup teori ini dapat
tampak terlalu luas komunikasi non verbal adalah area yang sangat luas. Tetapi
teori Burtoon ini mempunyai batasan karena sejak awal Ia mengkonseptualisasikan
satu kategori dari komunikasi non verbal ketika ia mengembangkan teori ini Ruang personal . ia telah menyelidiki dan
memperluas penelitian hingga mencakup perilaku non verbal lainnya seperti
tatapan mata.
b. Kemungkinan pengujian
Beberapa peneliti mengkritik kejelasan
teori ini dan menyatakan bahwa kemungkinan pengujian dapat menjadi
problematis,persepsi diri terhadap rangsangan bukan merupakan pengukuran yang
valid
3.KESIMPULAN
Teori Pelanggaran Harapan adalah
satu dari sedikit teori yang secara khusus berfokus pada apa yang diharapkan
orang dan reaksi mereka kepada orang lain dalam sebuah percakapan. Asumsi dan
konsep intinya menunjukkan dengan jelas pentingnya pesan-pesan nonverbal dan
pemrosesan informasi. EVT juga meningkatkan pemahaman kita akan bagaimana
harapan memengaruhi jarak dan percakapan. Teori ini menemukan apa yang terjadi
didalm benak para komunikator dan bagaimana komunikator memonitor perilaku
nonverbal dalam percakapan mereka.
Teori Pelanggaran Harapan tertarik dengan struktur dari
pesan-pesan nonverbal. Teori ini menyatakan bahwa ketika norma-norma Komunikasi
dilanggar, pelanggaran ini dapat dipandang dengan positif dan negative,
tergantung dari persepsi penerima terhadap sipelanggar, melanggar harapan
seseorang biasanya merupakan strategi yang dapat digunakan disbanding dengan
memenuhi harapan seseorang. Teori Pelanggaran Harapan tertarik dengan struktur
dari pesan-pesan nonverbal. Teori ini menyatakan bahwa ketika norma-norma
Komunikasi dilanggar, pelanggaran ini dapat dipandang dengan positif dan
negative, tergantung dari persepsi penerima terhadap sipelanggar, melanggar
harapan seseorang biasanya merupakan strategi yang dapat digunakan disbanding
dengan memenuhi harapan seseorang.
Teori Pelanggaran Harapan juga merupakan teori yang penting
karena ia menawarkan suatu cara untuk menghubungkan perilaku dan kognisi. Teori
ini merupakan salah satu teori Komunikasi yang memberikan pemahaman yang lebih
baik kepada kita mengenai kebutuhan kita akan orang lain dan juga ruang
personal. Oleh karena itu, karya Burgoon akan terus dianggap penting dan menjadi
pelopor dalam bidang ilmu Komunikasi.
Sumber referensi
:
§ West, Richard dan Turner, Lynn H. 2008. Pengantar Teori Komunikasi
Analisis dan Aplikasi. Jakarta : PT. Salemba Humanika.
§ Infante, Dominic A, Andrew S Rancer, Deanna F
Womack. 2003.Building Communication Theory. Illinois : Waveland
Press Inc.