“mudah - mudahan ini jadi inspirasi saya yang
sekarang sedang terpuruk dalam hidup”
(http://ditawidodo.wordpress.com/2012/07/11/chairul-tanjung-si-anak-singkong/#comments)
dan “Jum’at hari ini indah, bulan ramadhan
mungkin saatnya saya buka hati ini bahwa peluang bisnis ada dimanapun kapanpun”
(http://ditawidodo.wordpress.com/2012/07/09/peluang-usaha-bertebaran-di-depan-mata-2/#comments)
Dua buah komentar tulisan yang masuk ke handphone saya di
hari Jum’at, 27 Juli 2012 saya baca berulang kali dengan berbagai perasaan yang
tak dapat saya diskripsikan dengan sempurna di sini.
Antara setetes rasa bahagia karena tulisan di blog yang
saya beri nama “Kelas Bebas Tanpa Batas” ini telah mulai
menyebarkan virus pembelajaran dan
memberikan nyala lilin kecil di
tengah gelapnya malam.
Ada rasa haru yang menyeruak muncul, membayangkan si
pembaca sedang bersiap menata kembali serpihan puzzle yang tercecer….dan dengan
semangat baru mengumpulkannya untuk merangkai kata-kata yang diperjuangkan
banyak orang di muka bumi ini, yang adalah : sukses, bahagia,
sejahtera atau hidup cukup.
Saya terdiam untuk sejenak menebak-nebak. Problema
seberat apakah yang tengah dihadapi sahabat di seberang sana? Ya sahabat….serta
merta saya menganggapnya adalah seorang sahabat ;kawan perjalanan,
meski baru mengenalnya dengan 2 buah kalimat sederhana yang dikirimkan.
Dalam hati saya berdoa dengan setulus hati, semoga Allah
melapangkan jalannya, membukakan pintu-pintu yang sebelumnya tidak pernah tau
bahwa itu ada.
Dunia yang luas ini rasanya telah menjelma menjadi desa
yang sempit dan kadang terasa seperti ada dalam genggaman tangan kita…ada di
jari-jari kita.
Menciutnya dunia karena tekhnologi informasi inilah yang
mempertemukan manusia yang secara jarak mungkin ribuan hingga jutaaan
kilometer. Manusia yang berada di kota, pulau, benua, hingga belahan dunia yang
berbeda pun memungkinkan bertemu hanya dengan ketikan tuts di keyboard komputer
ataupun handphone.
Semoga melalui kemajuan tekhnologi hasil karya
manusia-manusia terdepan inilah kita akan saling berinteraksi dengan
orang-orang yang kita butuhkan, sebagai sahabat, kawan seperjuangan, teman
perjalanan, dalam satu ruang kelas yang tanpa batas.
Siapapun adanya, pastilah sahabat si pengirim email
adalah seseorang yang sedang meluruskan ikhtiar menggapai hari depan yang lebih
baik.
Di sini, saya pun belum layak dijadikan referensi. Itu
pasti. Belum banyak pencapaian yang patut dijadikan teladan yang berarti. Itu
jelas.
Oleh sebab itu, saya tak hentinya ingin mengajak menjadi
partner belajar, dan bukan menempatkan diri sebagai guru….Marilah menjadi murid
yang selalu sibuk mencari guru dan belajar kepadanya….
Berbagi dan saling menguatkan, agar kaki-kaki kita tak
lelah berjalan, mengarungi jalananan yang mungkin penuh tikungan, terjal,
bertebaran kerikil tajam, tanjakan, turunan yang curam dan seterusnya. Allah
telah menyediakan guru-guru yang tersebar di sekeliling kita.
Sesungguhnya kita hanya perlu memulainya dengan menjadi
pembaca yang baik. Sekali lagi, Iqra! Bacalah dengan nama Tuhanmu yang
menciptakan. Membaca dengan segenap rasa dan akal pikiran adalah jalan yang
telah ditunjukanNya pada kita, manusia.
Bukan rahasia lagi, bahwa orang-orang hebat dan sukses
itu mempunyai modal awal yang sama sebagai manusia, yaitu waktu 24 jam.
Jika hasil akhir pencapaian seseorang berbeda, tak lain
yang membedakan adalah SEMANGAT-nya.
Semangat belajar, semangat berjuang, semangat memaksakan
diri membulatkan tekad maju ke medan perang, semangat berintrospeksi, semangat
berbagi….dan nyaris tak ada yang tak bisa jalan selama semangat terus kita
nyalakan.
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Kita
semua sepakat. Bermanfaat ini tentunya mempunyai artikulasi yang sangat luas,
dan meliputi berbagai bidang kehidupan.
Namun demi menyambungkan dengan topik email yang saya terima di
atas, dalam hal ini anggaplah yang dimaksud bisa bermanfaat adalah mereka yang
tidak hanya cukup dapat menghidupi diri dan keluarga, tapi juga dapat menjadi kran bagi aliran rizki yang diturunkanNya bagi
orang lain. Orang ini sering disebut-sebut sebagai satu ciri orang yang
sukses, meski ukuran sukses itupun semacam pasal karet. Bisa
memanjang dan memendek sesuai persepsi dan menggunakan kaca mata pandang mana.
Namun percayalah, untuk menjadi sukses, kita semua harus mulai
dari menjadi manusia yang mandiri. Bisa mencari penghidupan untuk diri
sendiri. Lalu naik dengan memberikan manfaat bagi keluarga dan baru kepada orang lain. Satu per satu
tahapan itu harus kita jalani.
Bagi kita yang mungkin baru pada step pertama atau kedua, tentu
adalah hal yang sangat penting untuk kita catat bahwa menjadi kuat, besar
dan tumbuh dengan alami, dengan investasi waktu yang mungkin lama adalah pilihan terbaik yang harus kita ambil.
Percayalah, orang-orang yang memilih mendapatkan kesuksesan dan kekayaan
dalam waktu instant dengan menghalalkan segala
macam cara adalah PRIBADI YANG RAPUH. Kebahagiaan semu yang pastinya
harus dibayar dengan sebuah harga; mengorbankan
harga diri di hadapan Sang Maha Melihat. Semoga kita semua
terhindar dari hal-hal sedemikan.
Untuk itu, mari nikmati perjuangan ini dengan suka cita, karena
yakin bahwa Sang Maha Mengetahui pasti akan membukakan berbagai jalan bagi
hamba-hambanya yang terus berusaha dengan jalan yang baik lagi benar…:)
Semoga Allah mengabulkan setiap doa yang naik ke langit di bulan
Ramadhan yang mulia ini. Semoga Allah, menjadikan kita semua, manusia yang tak pernah putus
akan rahmatNya yang Maha Luas.
Amien YRA