Cerita
tentang seorang yang bernama Lukman
“kalau saya harus memilih siapa peserta yang paling favorit
selama workshop ini, maka saya akan memilih Lukman” demikian kata mas Yudi,
perwakilan dari AELI DPD Bali. Tentunya
paa pembaca ada yang bertanya-tanya ? kenapa peserta yang bernama Lukman bisa
mendapatkan gelar tersebut ?
Apa bayangan pertama para pembaca tentang seorang lukman ?
kalau dikaitkan dengan favorit mungkin, orangnya lucu, supel dan paling tidak
sangat bisa membuat suasana selama workshop jadi meriah. Atau mungkin juga karena orangnya pintar,
cerdas dan bisa seakan-akan menguasai seluruh materi yang diberikan oleh para
isntruktur dan ketika diberikan test mendapatkan nilai yang paling tinggi.
Pertama kali mendapatkan info tentang siapa itu lukman,
penulis diberitahukan “ mas, lukman itu
dihari pertama pasif, jarang bicara dan ketika diminta untuk bicara luar biasa groginya”
. Oya....tetapi seiring dengan berjalannya waktu workshop lukman akhirnya bisa
secara perlahan tapi pasti bisa mengikuti” rytme kehidupan” workshop. Bahkan dalam salah satu hari bersedia
ditunjuk untuk menjadi ketua, Bicaranya
mulai lancar, rasa PD nya mulai terbangun.
Berbagai kegiatan, materi dan simulasi bisa diikutinya dengan baik. dan
menurut kacamata temen temen peserta workshop improvement lukman luar
biasa.
Lukman adalah utusan dari AELI DPD kepulauan Riau. Saat ini tinggal di Batam. Lukman bukanlah orang asli Riau atau
batam. Lukman nggakunya berasal dari
Banyuwangi, Jawa Timur. Seperti anak
muda lainnya, lumayan rapi penampilannya, tetapi kesan “daerahnya” masih lah
tetap ada. Wajahnya yang sedikit “baby
face aha” tampak selalu segar, ramah dalam berbicara dan hormat dengan lawan
bicaranya, hal itu mungkin bisa dimengerti karena lukman adalah salah satu
peserta workshop yang paling muda.
Ketika acara closing berakhr dan semua peserta dan panitia
saling bersalaman, Lukman pun menangis haru.
Dia merasa sedih berpisah dengan teman –teman barunya di AELI.
Dan kami semua pastinya senang dan bangga punya anggota seperti seorang
lukman. Bukan karena usia mudanya, bukan
karena rasa sedihnya ketika berpisah tetapi karena semangat untuk maju dan
berkembangnya. Perlu pembaca tahu, di
sela-sela penulis ngobrol dengan lukman, penulis baru tahu bahwa Lukman yang
saat ini adalah seorang yang sangat potensial untuk menjadi seorang fasilitator
EL, dulunya adalah seorang penjual nasi goreng di batam......kemudian setelah
“resign” karena ditinggal oleh kakaknya , langsung mencari teman daerahnya di
batam lalu singkat cerita diajaklah untuk menjaga sebuah kios air soft
gun. Kemudian cerita berlanjut hingga
menjadi “duta” AELI DPD kepulauan Riau di acara workshop AELI di Citarik.
Mungkin di AELI ada juga “lukman-lukman “ yang lain, yang
awalnya beraktivitas dibidang yang jauh dengan dunia EL dan sekarang aktif
berprofesi di dunia EL. Semoga dunia EL
bisa menjadikan kita semua menjadi manusia yang lebih bail, lebih mempunyai
mimpi yang besar dan kita semua berikan semangat untuk dapat mewujudkan mimpi
besar tersebut. Amiin
Agoes susilo jp
Keep in spirit institute – 0812 9969 035